Rabu, 04 Januari 2012

pregnancy


KEHAMILAN



A.    PENGERTIAN KEHAMILAN
Masa kehamilan merupakan suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu :
v  Triwulan pertama        : dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan
v  Triwulan kedua           : dari bulan keempat sampai 6 bulan
v  Triwulan ketiga           : dari bulan ketujuh sampai 9 bulan
(Saifuddin, 2006)

B.     PROSES KEHAMILAN
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari:
  • Ovulasi pelepasan ovum
  • Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
  • Terjadi konsepsi + pertumbuhan zigot
  • Terjadi nidasi (implantasi) pada uterus
  • Pembentukan plasenta
  • Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm

    1. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system hormonal yang kompleks.
            Jumlah oogonium pada wanita:
            Bayi baru lahir             :           750.000
            Umur 6-15 tahun         :           439.000
            Umur 16-25 tahun       :           159.000
            Umur 26-35 tahun       :             59.000
            Umur 35-45 tahun       :             34.000
            Menopause                  :           menghilang
Selama masa subur yang berlangsung 20 sammpai 30 tahun hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.
      1. Proses pertumbuhan ovum (oogenesis)
      2. Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan liquor folikuli.
      3. Desakan folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi.
      4. Selama pertumbuhan folikel de Graaf ovarium mengeluarkan hormone estrogen yang dapat mempengaruhi :
·         Gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium
·         Gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi
·         Peristaltik tuba makin aktif
Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tubuh makin deras menuju uterus.
      1. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi.
      2. Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum pick up mechaism.
      3. Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus, dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap untuk dibuahi.

    1. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
·         Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus
·         Menjadi spermatosit pertama
·         Menjadi spermatosit kedua
·         Menjadi spermatid
·         Akhirnya spermatozoa
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang kompleks dari panca indera, hipotalamus , hipofisis dan sel interstitial Leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc
Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas :
·         kepala : lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti
·         leher : penghubung antara kepala dan ekor
·         ekor : panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak.
Sebagian besar spermatozoa mangalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopii. Spermatozoa yang masuk kedalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.    
    1. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut :
a.      Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.
b.      Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma yang disebut vitellus, .
c.      Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vittelus, melalui saluran pada zona pelusida.
d.     Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba :
·            Tempat yang paling luas
·            Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia.
·            Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampula tuba.
e.      Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
·         Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri.
·         Dalam kavum uteri terjadi proses kapasiti, yaitu pelepasan sebagian dari “lipoproteinnya” sehingga mampu mengadakan fertilisasi.
·         Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba.
·         Spermatozoa hidup selama 3 hari ddalam genitalia interna
·         Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona pelusida denga proses enzimatik : hialuronidase.
·         Melalui “stomata” spermatozoa memasuki ovum.
·         Setelah kepala spermatozoa masuk ke ovum, ekornya lepas dan tertinggal di luar.
·         Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot.
    1. Proses nidasi atau implantasi
Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma “vitellus” membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan “metafase”. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan telofase sehingga pronukleusnya menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita.
Pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk “autosom” sedangkan lainnya sebagai pembawa tanda seks. Wanita selalu resesip dengan tanda seks “kromosom X”. Laki- laki dengan 2 bentuk kromosom seks yaitu kromosom X dan kromosom Y. Bila spermatozoa  kromosom X bertemu terhadap jenis kelamin wanita sedangkan bila kromosom seks Y bertemu terjadi jenis kelamin laki-laki. Itulah sebabnya pihak wanita tidak dapat disalahkan dengan jenis kelamin bayinya yang lahir karena yang menentukan jenis kelamin adalah pihak suami.
Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa terbentuk zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Berbarengan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus. Hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruangan dalam ovum yang besarnya 100 MU atau 0,1 mm dan disebut stadia morula.
Selama pembelahan sel di bagian dalam, terjadi pembentukansel di bagian luar morula yang kemungkinan berasal dari korona radiata yang menjadi sel trofoblas. Sel trofoblas dalam pertumbuhannya, mampu mengeluarkan hormon korionik gonadotropin, yang mempertahankan korpus luteum gravidarum. Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi ruangan yang mengandung cairan yang disebut “blastula”. Perkembangan dan pertumbuhan berjalan, blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi. Sementara itu fase sekresi endometrium telah makin gembur dan makin banyak mengandung glikogen yang disebut desidua.
Sel trofoblas yang meliputi”primer vili korealis” melakukan destruksi enzimatik-proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium. Proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke 6 sampai 7 setelah konsepsi.
Pada saat penanaman blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda Hartman (Manuaba, 1999)

C.    PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JANIN
Bulan
Panjang
Berat
Tinggi Rahim
Keterangan
1
8-10 mm
-
-
Kepala   mudigah saluran jantung terbentuk
2
250 mm
-
-
organ terbentuk muka, ekstremitas, kelamin tampak
3
7-9 cm
-
atas simfisis
Pusat tulang, kuku, ginjal mulai ada gerak
4
10-17 cm
100 gr
½ atas simfilis
Kehamilan tampak, rambut terbentuk, gerak nyata
5
18-27 cm
300 gr
setinggi pusat
jantung terdengar, muai bernafas
6
28-34 cm
600 gr
di atas pusat
Kulit terdapat lemak, vermik kaseosa tampak
7
35-40 cm
1000 gr
  simfisis-px
Dapat hidup bila lahir suara tangis ada
8
42,5 cm
1700 gr
atas pusat
Kulit merah, gerak aktif
9
46 cm
2500 gr
setinggi px
Kulit penuh lemak, alat-alat tubuh sudah sempurna
10
50 cm
3000 gr
dua jari bawah px
Kepala janin masuk PAP, kuku panjang, testis sudah turun
Adapun faKtor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin diatas yaitu :
1.      Janin ( jenis kelamin, factor kromosom, air ketuban )
2.      Plasenta ( tumbuh kembang plasenta, penyakit yang terdapat pada plasenta )
3.      Faktor ibu ( kesehatan rohani ibu, kesehatan fisik, penyakit sistemik ibu )
4.      Faktor komplikasi kehamilan ( hamil muda, Keguguran, kehamilan di kandungan, kehamilan anggur, kehamilan tua, perdarahan anfepartum preeklampsia, eklampsia, kehamilan lewat waktu ) (Manuaba, 1999)

D.    TANDA-TANDA KEHAMILAN
Biasanya dalam kehamilan terdapat tanda-tanda yang dibedakan sebagai berikut :
1.      Tanda Dugaan Hamil
Tanda ini meliputi amenorea (tidak datang bulan), perasaan mengidam, gangguan pencernaan dan perkemihan, pigmentasi kulit (Manuaba,1999). Selain itu terdapat juga perasaan enek (nausea) dan muntah (emesis), mamma tegang dan membesar, anoreksia (tidak ada nafsu makan), varises (Winkjosastro,1005).
2.      Tanda Kemungkinan Hamil
Pada pemeriksaan kehamilan dapat diduga hamil bila dijumpai pembesaran rahim dan perut, terdapat kontraksi rahim saat diraba, ada tanda Hegar, Chadwick, Piscaseck, Ballotemen dan reaksi kehamilan positif (Manuaba,1999)
3.      Tanda pasti Kehamilan
Diagnosis pasti kehamilan dapat dibuat bila :
-          Dapat diraba kemudian dikenal bagian-bagian janin
-          Dapat dicatat dan didengar bunyi janung janin dengan beberapa cara
-          Dapat dirasakan gerakan janin dan ballotemen
-          Pada pemeriksaan dengan sinar roentgen tampak kerangka janin.
-          Dengan ultrasonografi (scaning) dapat diketahui ukuran kantong janin, panjang janin (crown-rump), dan diameter biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan
-          Fetoskopi (Winkhosastro,2005)

E.     PERUBAHAN ANATOMIK DAN FISIOLOGIK PADA WANITA HAMIL
1.      Uterus
Berat uterus normal kurang lebih 30 gram, pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus ini menjadi 1000 gram, dengan panjang 20 cm dan tebal 2,5 cm. Pada kehamilan 16 minggu fundus uteri berada pertengahan antara pusat dengan simfisis. Pada umur kehamilan 20 minggu fundus uteri terletak 3 jari di bawah pusat. Pada umur kehamilan 24 minggu fundus uteri terletak 3 jari di atas pusat.  Pada umur kehamilan 32 minggu fundus uteri diantara pusat dengan prosessus xifoideus. Pada umut kehamilan 36 minggu tinggi fundus 1 jari dibawah prosessus xifodeus dan pada kehamilan 40 minggu fundus uteri turun kembali dan terletak 3 jari di bawah prosessus xifodeus (Winkjosastro, 2005)
2.      Serviks Uteri
Serviks uteri mengalami perubahan karena pengaruh hormone estrogen seviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Jaringan ikat ini banyak mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya hipervaskuralisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak. Kelenjar-kelenjar serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak karenanya (Winkjosastro, 2005).
3.      Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormone estrogen mengalami perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva lebih merah, agak kebiru-biruan (livide). Warna portiopun tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar juga (Winkjosastro, 2005).
4.      Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatum sampai terbentuknya plasenta pada pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpusluteum graviditatum berdiameter + 3 cm, setelah plasenta terbentuk. Korpus tuteum mengeluarkan hormone estrogen dan progesterone yang lambat laun fungsi ini diambil alih oleh plasenta. Diperkirakan korpus luteum adalah tempat sisntesis dari relaxin pada awal kehamilan. Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm (Winkjosastro, 2005).

5.      Mamma
Mamma akan membesar dan tegang akibat hormone somatomammo tropin, estrogen dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertrofi sistem saluran, sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mamma, somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel, sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin dan laktoglobulin. Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari putting susu keluar cairan agak putih jernih, disebut kolostrum. Meski kolostrum telah dapat dikeluarkan, pengeluaran ASI karena prolaktin masih ditekan oleh PIH. Setelah plasenta lahir, pengaruh estrogen, progesterone dan somatomamotropin terhadap hipotalamus hilang sehingga prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi terjadi (Winkjosastro, 2005).
6.      Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mamma dan alat-alat lain. Adanya hidremia meningkatkan volume darah ibu kira-kira 25%, dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi + 30 %. Akibat hemodilusi tersebut ibu yang mempunyai penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis. Gambaran protein dalam serum berubah, jumlah protein, albumin dan gammaglebulin menurun dalam triwulan I dan meningkat perlahan-lahan pada akhir kehamilan sedangkan betaglobulin dan bagian-bagian fibrinogen terus meningkat (Winkjosastro, 2005).
7.      Sistem Respirasi
Wanita hamil biasanya mengeluh sesak nafas dan pendek nafas yang ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas karena usus-usus yang tertekan oleh uterus ke arah diafragma. Untuk memenuhi kebutuhan O2 yang meningkat kira-kira 20 % , wanita hamil bernafas lebih dalam (Winkjosastro, 2005).
8.      Traktus Digestivus
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea). Hal ini karena pengaruh estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan labih lama berada di dalam lambung dari apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus. Hal ini baik untuk resorpsi, tapi dapat pula menimbulkan obstipasi, yang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil (Winkjosastro, 2005).
9.      Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan semakin tuanya kehamilan. Pada akhir kehamilan ini bila kepala janin mulai turun ke bawah PAP, keluhan sering kencing akan timbul kembali karena kandung kemih tertekan lagi. Selain itu terdapat pula poliuria karena peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga filtrasi di glomerdus juga meningkat sampai 69 % (Winkjosastro, 2005).
10.  Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu karena pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat. Kadang-kadang terdapat di dahi, pipi dan hidung yaitu kloasma gravidarum. Terdapat juga di daerah leher dan areola mamma. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam dikenal dengan linea grisea. Terkadang kulit seolah retak, warnanya ajak hiperemik dan kebiruan disebut strinelivide (Winkjosastro, 2005).
11.  Metabolisme Dalam Kehamilan
Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, karena wanita hamil perlu mendapatkan makanan yang bergizi dan dalam kondisi sehat. Basal metabolie rate wanita hamil triwulan akhir meningkat 15-20 %. Keseimbangan asam alkali sedikit mengalami perubahan konsentrasi dari tidak hamil 155 m Eq/liter menjadi 145 mEq/liter saat hamil. Dibutuhkan banyak protein untuk tumbuh kembang janin serta persiapan laktasi ibu. Kadar kolesterol meningkat sampai 350 mg atau lebih per 100 ml. Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium. Kira-kira 0,2-0,7 gr kalsium tertahan dibadan dan diperkirakan cukup untuk pertumbuhan janin tanpa mengganggu kalsim ibu. Wanita dalam kehamilan juga memerlukan tambahan besi 800 mg. Berat badan wanita hamil akan naik 6,5 – 16,5 Kg selama hamil, rata-rata 12,5 Kg. Pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu peningkatan tidak lebih dari 2 Kg per bulan dengan rincian : janin 3-3,5 Kg, plasenta 0,5 Kg, air ketuban 1 Kg, rahim 1 Kg, timbunan lemak 1,5 Kg, timbunan protein 2 Kg dan akibat retensi air-garam 1,5 Kg (Winkjosastro, 2005).


F.     PERUBAHAN PSIKOLOGIS WANITA HAMIL
Konsepsi dan nidasi sebagai titik awal kehamilan menyebabkan keterlambatan datang bulan serta perubahan rohani. Bagi mereka dengan perkawinan yang didasari “cinta”, ini merupakan hal yang menggembirakan dan tidak sabar menanti buah hatinya. Tapi ada juga kecemasan karena takut keguguran. Bagi mereka yang belum menghendaki kahamilan ini  terdapat kegelisahan dan kekecewaan serta berusaha menghilangkan dengan cara apapun. Disinilah peranan komunikasi, informasi edukasi serta konseling kita diperlukan (Manuaba, 1999).

G.    KELUHAN KEHAMILAN
1.      Morning Sickness
Disebut morning sickness karena umumnya terjadi pagi hari pada waktu bangun dengan keluhan pening kepala, mual ringan sampai muntah. Hal ini disebabkan karena ganggan metabolisme karbohidrat (Manuaba, 1999)
2.      Hipersalivasi
Pengeluaran air liur makin meningkat pada beberapa orang, sehingga menambah kesulitan untuk makan. Hipersalivasi dapat diatasi dengan menghisap gula-gula, biscuit atau roti tawar (Manuaba, 1999)
3.      Kram Betis
Pada hamil muda sering terjadi kram betis yang menunjukkan kurangnya beberapa vitamin tertentu dan mineral seperti vitamin E dan B kompleks serta kalsium. Keluhan ini akan segera hilang setelah makan dan minum makin baik (Manuaba, 1999)
4.      Varises
Varises adalah pembesaran pembuluh darah sampai tampak dari luar. Disebabkan hormone kehamilan dan sebagian terjadi karena keturunan. Pada kasus yang berat dapat terjadi infeksi dan bendungan berat. Bahaya yang terpenting adalah trombosis yang dapat menimbulkan gangguan sirkulasi daran (Manuaba, 1999)
5.      Sinkope (Pingsan)
Sinkope keadaan pening, kepala ringan mata kabur sejenak oleh karena bangun mendadak sehingga aliran darah ke pusat susunan saraf (otak) terdapat sehingga terjadi kekurangan darah ke pusat susunan saraf (otak) menyebabkan sinkope (pingsan) ; (Manuaba , 1999)
6.      Kaki Bengkak
Terdapat dua gangguan kaki bengkak yaitu retensi (penahanan) air dan garam karena gestosis dan tertekannya pembuluh darah, karena bagian terendah janin sudah masuk PAP. Bengkak yang bersifat abnormal dapat diikuti oleh sakit kepala, pandangan mata kabur, pemeriksaan air kencing dijumpai protein yang meningkat dan tekanan darah meningkat (Manuaba, 1999)

H.    NASEHAT-NASEHAT UNTUK IBU HAMIL
1.      Nutrisi
Pemasukan makanan ibu hamil pada TW I sering mengalami penurunan karena menurunnya makan akbat mual dan muntah tetapi makanan ini harus tetap diberikan seperti biasa dengan cara pemberian lebih sedikit namun frekuensi lebih sering. Pada TW II nafsu makan ibu biasanya sudah meningkat oleh karena itu diperlukan tambahan konsumsi makanan sehari-hari. Pada TW III pertumbuhan janin sangat pesat, nafsu makan ibu baik namun saat ini dihindari makan berlebih sehingga berat badan tidak naik terlalu banyak (Manuaba, 1999)
2.      Personal Hygeine
Ibu hamil juga penting memperhatikan kebersiahn badan. Saat hamil banyak berkeringat terutama di daerah lipatan kulit. Mandi dua-tiga kali sehari membantu kebersihan badan dan mengurangi infeksi. Pakaian sebaiknya dari bahan yang menyerap keringat, sehingga badan selalu kering (Manuaba, 1999)
3.      Eleminasi
Masalah BAK tidak ada kesulita, bahkan cukup lancer. Daerah kelamin menjadi lebih basah sehingga bisa menyebabkan jamur tumbuh yang nantinya bisa menjadi infeksi. Oleh karena itu perlu dijaga kebersihannya. Pada wanita hamil sering terjadi sembelit. Untuk mangatasi dianjurkan meningkatkan aktivitas jasmani, banyak makan makanan berserat (buah dan sayur), serta bila dipandang perlu dapat dibantu obat pelunak feses dosis ringan (Manuaba, 1999)
4.      Masalah Hubungan Seksual
Pada kehamilan muda hubungan seksual sedapat mungkin dihindari bila terdapat keguguran berulang atau mengancam, kehamilan dengan tanda infeksi, kehamilan dengan perdarahan. Pada kehamilan tua sekitar 14 hari menjelang persalinan juga perlu dihindari hubungan seksual karena dapat menyebabkan ketuban pecah, infeksi karena kurang higienis (Manuaba, 1999)
5.      Imunisasi
Selama kehamilan ibu mendapatkan imunisasi TT sebanyak dua kali dengan selang waktu 1 bulan dari pemberian imunisasi yang pertama. Tujuan imunisasi ini adalah untuk kekebalan aktif terhadap tetanus dan pencegahan tetanus neonatorum (Winkjosastro, 2005)
6.      Perawatan Buah Dada
Payudara harus dirawat untuk proses laktasi nanti menjadi lancer . Dua bulan terakhir dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan (Mochtar, 2002)
7.      Jadwal Kunjungan
Kunjungan ibu hamil sedikitnya empak kali kunjungan antenatal :
-          Satu kali kunjungan selama triwulan I (sebelum 14 minggu)
-          Satu kali kunjungan selama triwulan II (antara minggu 14-28)
-          Dua kali kunjungan selama triwulan III (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu 36). (Saifuddin, 2002)

I.       TANDA-TANDA BAHAYA IBU HAMIL
Ibu hamil dinasehati untuk mencari pertolongan segera jika ia mendapati tanda-tanda seperti berikut :
1.      Pendarahan pervaginam
2.      Sakit kepala lebih dari biasanya
3.      Gangguan penglihatan
4.      Pembengkakan pada wajah dan tangan
5.      Nyeri abdomen (epigastrik)
6.      janin tidak bergerak sebanyak biasanya atau tidak sama sekali
( Saifuddin, 2002 ).

J.      PEMERIKSAAN IBU HAMIL
Anamnesa
(1)   Anamnesa identitas isteri dan suami : nama, umur, agama, pekerjaan, alamat, dan sebagainya.
(2)   Anamnesa umum :
·         Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan dan sebagainya
·         Tentang haid
·         Tentang kehamilan, persalinan, keguguran, dan nifas yang lalu bila ada.

Inspeksi dan Pemeriksaan Fisik Diagnostik
      Pemeriksaan seluruh tubuh dari kepala sampai kaki dengan cara melihat secara langsung keadaan ibu, dan juga pemeriksaan vital sign: tekanan darah, nadi, suhu, respirasi.
Perkusi
Tidak begitu sering dilakukan dan tidak banyak artinya kecuali bila ada suatu indikasi.

Palpasi
      Ibu hamil disuruh berbaring telentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai bantal. Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu. Dengan sopan melakukan palpasi bimanual terutama pada pemeriksaan perut dan payudara.
Palpasi perut untuk menentukan :
·         Besar dan konsistensi rahim
·         Bagian-bagian janin, letak dan presentasi
·         Gerakan janin
·         Kontraksi rahim Braxton Hicks dan his

Cara palpasi ada bermacam-macam
·         Menurut Leopold dengan variasi
·         Menurut Knebel
·         Menurut Budin
·         Menurut Ahlfeld

Palpasi menurut Leopold paling lazim dipakai, yaitu :
  • Leopold I : Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
  • Leopold II : menentukan letak punggung janin serta bagian-bagian kecil janin
  • Leopold III : menentukan bagian terbawah janin
  • Leopold IV : menentukan seberapa masuk bagian terbawah janin ke PAP

Cara lain untuk menentukan tuanya kehamilan dan berat badan janin dalam kandungan :
(1)   Dihitung dari tanggal haid terakhir
(2)   Ditambah 4,5 bulan dari ibu merasakan pergerakan janin (fetal quickening)
(3)   Menurut Spiegelberg : dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simpisis, maka diperoleh table :
§  22-28 mg         24-25cm
§  28 mg              26,7 cm
§  30 mg              29,5-30 cm
§  32 mg              29,5-30 cm
§  34 mg              31 cm
§  36 mg              32cm
§  38 mg              33 cm
§  40 mg              37,7 cm
(4)   Menurut Mac Donald : jarak antara fundus-simfisis dalam cm dibagi 3,5, merupakan tuanya kehamilan dalam bulan
(5)   Rumus Johnson-Tausak :BB = (McD – 12) x 155

Auskultasi
Digunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk mendengarka DJJ. Yang dapat didemgar adalah :
Dari janin :
·         Djj pada bulan 4-5
·         Bising tali pusat
·         Gerakan dan tendangan janin
Dari ibu :
·         Bising rahim ( uterine soufflĂ©)
·         Bising aorta
·         Peristaltic usus

Metode AUVARD : tempat denyut jantung menurut letak janin dalam rahim.

Cara menghitung djj
·         Setiap menit, misalnya 140 x/menit
·         Dihitung 3x 5 detik secara berurutan


Pemeriksaan Dalam (VT)
 Tujuannya mengetahui :
(1)   Bagian terbawah janin
(2)   Kalau bagian terbawah adalah kepala, dapat ditentukan posisi uuk, uub, dagu, hidung, orbita, mulut dn sebagainya.
(3)   Kalau letak sungsang, dapat diraba anus, sacrum, dan tuber ischii
(4)   Pembukaan serviks, turunnya bagian terbawah janin, kaput suksedaneum, dsb.
(5)   Secara umum dapat dievaluasi keadaan vagina, servik dan panggul
(6)   Pelvimetri klinik


Indikasi VT :
(1)   Indikasi social untuk menentukan keadaan kehamilan atau persalinan sebelum ditinggalkan oleh penolong
(2)   Jika ada pemeriksaan luar kedudukan janin tidak dapat ditentukan
(3)   Jika ada sangkaan CPD
(4)   Jika persalinan tidak maju-maju
(5)   Jika akan diambil tindakn obstetric operatif
(6)   Menentukan nilai skor pelvis.

(Mochtar, 2002)



DAFTAR PUSTAKA



·         Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan.
·         Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri Fisiologi, Sinopsis Obstetri patologi. Jakarta : EGC.
·         Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
·         Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo