KEHAMILAN
A. PENGERTIAN
KEHAMILAN
Masa kehamilan
merupakan suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu :
v
Triwulan pertama :
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan
v
Triwulan kedua :
dari bulan keempat sampai 6 bulan
v
Triwulan ketiga :
dari bulan ketujuh sampai 9 bulan
(Saifuddin,
2006)
B. PROSES
KEHAMILAN
Proses kehamilan merupakan mata
rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari:
- Ovulasi pelepasan ovum
- Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
- Terjadi konsepsi + pertumbuhan zigot
- Terjadi nidasi (implantasi) pada uterus
- Pembentukan plasenta
- Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
- Ovulasi
Ovulasi adalah
proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system hormonal yang kompleks.
Jumlah oogonium pada wanita:
Bayi baru lahir : 750.000
Umur 6-15 tahun : 439.000
Umur 16-25 tahun : 159.000
Umur 26-35 tahun : 59.000
Umur 35-45 tahun : 34.000
Menopause : menghilang
Selama masa
subur yang berlangsung 20 sammpai 30 tahun hanya 420 buah ovum yang dapat
mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.
- Proses pertumbuhan ovum (oogenesis)
- Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan liquor folikuli.
- Desakan folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi.
- Selama pertumbuhan folikel de Graaf ovarium mengeluarkan hormone estrogen yang dapat mempengaruhi :
·
Gerak
dari tuba yang makin mendekati ovarium
·
Gerak
sel rambut lumen tuba makin tinggi
·
Peristaltik
tuba makin aktif
Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam
tubuh makin deras menuju uterus.
- Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi.
- Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum pick up mechaism.
- Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus, dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap untuk dibuahi.
- Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses
yang kompleks.
·
Spermatogonium
berasal dari sel primitif tubulus
·
Menjadi
spermatosit pertama
·
Menjadi
spermatosit kedua
·
Menjadi
spermatid
·
Akhirnya
spermatozoa
Pertumbuhan spermatozoa
dipengaruhi mata rantai hormonal yang kompleks dari panca indera, hipotalamus ,
hipofisis dan sel interstitial Leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami
proses mitosis. Pada setiap
hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta
spermatozoa setiap cc
Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri
atas :
·
kepala
: lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti
·
leher
: penghubung antara kepala dan ekor
·
ekor
: panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak.
Sebagian besar spermatozoa
mangalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopii.
Spermatozoa yang masuk kedalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga
hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.
- Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa
disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat
berlangsung sebagai berikut :
a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi,
diliputi oleh korona radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.
b. Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk
metafase di tengah sitoplasma yang disebut vitellus, .
c. Dalam perjalanan korona radiata makin
berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vittelus, melalui
saluran pada zona pelusida.
d. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba
:
·
Tempat
yang paling luas
·
Dindingnya
penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia.
·
Ovum
mempunyai waktu terlama dalam ampula tuba.
e. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup
selama 48 jam.
·
Spermatozoa
ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri.
·
Dalam
kavum uteri terjadi proses kapasiti,
yaitu pelepasan sebagian dari “lipoproteinnya” sehingga mampu mengadakan
fertilisasi.
·
Spermatozoa
melanjutkan perjalanan menuju tuba.
·
Spermatozoa
hidup selama 3 hari ddalam genitalia interna
·
Spermatozoa
akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata
dan zona pelusida denga proses enzimatik : hialuronidase.
·
Melalui
“stomata” spermatozoa memasuki ovum.
·
Setelah
kepala spermatozoa masuk ke ovum, ekornya lepas dan tertinggal di luar.
·
Kedua
inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot.
- Proses nidasi atau implantasi
Dengan masuknya inti
spermatozoa ke dalam sitoplasma “vitellus” membangkitkan kembali pembelahan
dalam inti ovum yang dalam keadaan “metafase”. Proses pemecahan dan pematangan
mengikuti bentuk anafase dan telofase sehingga pronukleusnya menjadi “haploid”.
Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum
yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria
maupun wanita.
Pada manusia terdapat 46
kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk “autosom” sedangkan lainnya sebagai
pembawa tanda seks. Wanita selalu resesip dengan tanda seks “kromosom X”. Laki-
laki dengan 2 bentuk kromosom seks yaitu kromosom X dan kromosom Y. Bila
spermatozoa kromosom X bertemu terhadap
jenis kelamin wanita sedangkan bila kromosom seks Y bertemu terjadi jenis
kelamin laki-laki. Itulah sebabnya pihak wanita tidak dapat disalahkan dengan
jenis kelamin bayinya yang lahir karena yang menentukan jenis kelamin adalah
pihak suami.
Setelah
pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa terbentuk zigot yang dalam beberapa
jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Berbarengan dengan
pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus. Hasil pembelahan
sel memenuhi seluruh ruangan dalam ovum yang besarnya 100 MU atau 0,1 mm dan
disebut stadia morula.
Selama
pembelahan sel di bagian dalam, terjadi pembentukansel di bagian luar morula
yang kemungkinan berasal dari korona radiata yang menjadi sel trofoblas. Sel trofoblas dalam
pertumbuhannya, mampu mengeluarkan hormon korionik gonadotropin, yang
mempertahankan korpus luteum gravidarum.
Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi ruangan yang mengandung
cairan yang disebut “blastula”.
Perkembangan dan pertumbuhan berjalan, blastula dengan vili korealisnya yang
dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi. Sementara itu fase sekresi endometrium telah makin gembur
dan makin banyak mengandung glikogen yang disebut desidua.
Sel trofoblas
yang meliputi”primer vili korealis” melakukan destruksi enzimatik-proteolitik,
sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium. Proses penanaman blastula
disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke 6 sampai 7 setelah
konsepsi.
Pada saat
penanaman blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang
disebut tanda Hartman (Manuaba, 1999)
C. PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN JANIN
Bulan
|
Panjang
|
Berat
|
Tinggi Rahim
|
Keterangan
|
1
|
8-10 mm
|
-
|
-
|
Kepala mudigah saluran
jantung terbentuk
|
2
|
250 mm
|
-
|
-
|
organ terbentuk muka, ekstremitas, kelamin tampak
|
3
|
7-9 cm
|
-
|
atas simfisis
|
Pusat tulang, kuku, ginjal mulai ada gerak
|
4
|
10-17 cm
|
100 gr
|
½ atas simfilis
|
Kehamilan tampak, rambut terbentuk, gerak nyata
|
5
|
18-27 cm
|
300 gr
|
setinggi pusat
|
jantung terdengar, muai bernafas
|
6
|
28-34 cm
|
600 gr
|
di atas pusat
|
Kulit terdapat lemak, vermik kaseosa tampak
|
7
|
35-40 cm
|
1000 gr
|
simfisis-px
|
Dapat hidup bila lahir suara tangis ada
|
8
|
42,5 cm
|
1700 gr
|
atas pusat
|
Kulit merah, gerak aktif
|
9
|
46 cm
|
2500 gr
|
setinggi px
|
Kulit penuh lemak, alat-alat tubuh sudah sempurna
|
10
|
50 cm
|
3000 gr
|
dua jari bawah px
|
Kepala janin masuk PAP, kuku panjang, testis sudah turun
|
Adapun faKtor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin diatas yaitu :
1.
Janin ( jenis kelamin, factor kromosom, air ketuban )
2.
Plasenta ( tumbuh kembang plasenta, penyakit yang
terdapat pada plasenta )
3.
Faktor ibu ( kesehatan rohani ibu, kesehatan fisik,
penyakit sistemik ibu )
4.
Faktor komplikasi kehamilan ( hamil muda, Keguguran,
kehamilan di kandungan, kehamilan anggur, kehamilan tua, perdarahan anfepartum
preeklampsia, eklampsia, kehamilan lewat waktu ) (Manuaba, 1999)
D. TANDA-TANDA
KEHAMILAN
Biasanya dalam
kehamilan terdapat tanda-tanda yang dibedakan sebagai berikut :
1.
Tanda Dugaan Hamil
Tanda ini
meliputi amenorea (tidak datang bulan), perasaan mengidam, gangguan pencernaan
dan perkemihan, pigmentasi kulit (Manuaba,1999). Selain itu terdapat juga
perasaan enek (nausea) dan muntah (emesis), mamma tegang dan membesar,
anoreksia (tidak ada nafsu makan), varises (Winkjosastro,1005).
2.
Tanda Kemungkinan Hamil
Pada
pemeriksaan kehamilan dapat diduga hamil bila dijumpai pembesaran rahim dan
perut, terdapat kontraksi rahim saat diraba, ada tanda Hegar, Chadwick,
Piscaseck, Ballotemen dan reaksi kehamilan positif (Manuaba,1999)
3.
Tanda pasti Kehamilan
Diagnosis pasti
kehamilan dapat dibuat bila :
-
Dapat diraba kemudian dikenal bagian-bagian janin
-
Dapat dicatat dan didengar bunyi janung janin dengan
beberapa cara
-
Dapat dirasakan gerakan janin dan ballotemen
-
Pada pemeriksaan dengan sinar roentgen tampak kerangka
janin.
-
Dengan ultrasonografi (scaning) dapat diketahui ukuran
kantong janin, panjang janin (crown-rump), dan diameter biparietalis hingga
dapat diperkirakan tuanya kehamilan
-
Fetoskopi (Winkhosastro,2005)
E. PERUBAHAN
ANATOMIK DAN FISIOLOGIK PADA WANITA HAMIL
1.
Uterus
Berat
uterus normal kurang lebih 30 gram, pada akhir kehamilan (40 minggu) berat
uterus ini menjadi 1000 gram, dengan panjang 20 cm dan tebal 2,5 cm. Pada
kehamilan 16 minggu fundus uteri berada pertengahan antara pusat dengan
simfisis. Pada umur kehamilan 20 minggu fundus uteri terletak 3 jari di bawah
pusat. Pada umur kehamilan 24 minggu fundus uteri terletak 3 jari di atas
pusat. Pada umur kehamilan 32 minggu
fundus uteri diantara pusat dengan prosessus xifoideus. Pada umut kehamilan 36
minggu tinggi fundus 1 jari dibawah prosessus xifodeus dan pada kehamilan 40
minggu fundus uteri turun kembali dan terletak 3 jari di bawah prosessus
xifodeus (Winkjosastro, 2005)
2.
Serviks Uteri
Serviks
uteri mengalami perubahan karena pengaruh hormone estrogen seviks uteri lebih
banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Jaringan ikat ini
banyak mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan
adanya hipervaskuralisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak.
Kelenjar-kelenjar serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi
lebih banyak. Kadang-kadang wanita hamil mengeluh mengeluarkan cairan
pervaginam lebih banyak karenanya (Winkjosastro, 2005).
3.
Vagina dan Vulva
Vagina
dan vulva akibat hormone estrogen mengalami perubahan pula. Adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva lebih merah, agak
kebiru-biruan (livide). Warna portiopun tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah
alat genetalia interna akan membesar juga (Winkjosastro, 2005).
4.
Ovarium
Pada
permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatum sampai
terbentuknya plasenta pada pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpusluteum
graviditatum berdiameter + 3 cm, setelah plasenta terbentuk. Korpus
tuteum mengeluarkan hormone estrogen dan progesterone yang lambat laun fungsi
ini diambil alih oleh plasenta. Diperkirakan korpus luteum adalah tempat
sisntesis dari relaxin pada awal kehamilan. Relaxin mempunyai pengaruh
menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm (Winkjosastro,
2005).
5.
Mamma
Mamma
akan membesar dan tegang akibat hormone somatomammo tropin, estrogen dan
progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan
hipertrofi sistem saluran, sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada
mamma, somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan
menimbulkan perubahan dalam sel, sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin
dan laktoglobulin. Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari putting susu keluar
cairan agak putih jernih, disebut kolostrum. Meski kolostrum telah dapat
dikeluarkan, pengeluaran ASI karena prolaktin masih ditekan oleh PIH. Setelah
plasenta lahir, pengaruh estrogen, progesterone dan somatomamotropin terhadap
hipotalamus hilang sehingga prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi terjadi
(Winkjosastro, 2005).
6.
Sirkulasi Darah
Sirkulasi
darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus
yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mamma dan
alat-alat lain. Adanya hidremia meningkatkan volume darah ibu kira-kira 25%,
dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang
meninggi + 30 %. Akibat hemodilusi tersebut ibu yang mempunyai penyakit jantung
dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis. Gambaran protein dalam serum
berubah, jumlah protein, albumin dan gammaglebulin menurun dalam triwulan I dan
meningkat perlahan-lahan pada akhir kehamilan sedangkan betaglobulin dan
bagian-bagian fibrinogen terus meningkat (Winkjosastro, 2005).
7.
Sistem Respirasi
Wanita
hamil biasanya mengeluh sesak nafas dan pendek nafas yang ditemukan pada
kehamilan 32 minggu ke atas karena usus-usus yang tertekan oleh uterus ke arah
diafragma. Untuk memenuhi kebutuhan O2 yang meningkat kira-kira 20 % , wanita
hamil bernafas lebih dalam (Winkjosastro, 2005).
8.
Traktus Digestivus
Pada
bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea). Hal ini karena
pengaruh estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun,
sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan labih
lama berada di dalam lambung dari apa yang telah dicernakan lebih lama berada
dalam usus. Hal ini baik untuk resorpsi, tapi dapat pula menimbulkan obstipasi,
yang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil (Winkjosastro, 2005).
9.
Traktus Urinarius
Pada
bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai
membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan semakin
tuanya kehamilan. Pada akhir kehamilan ini bila kepala janin mulai turun ke
bawah PAP, keluhan sering kencing akan timbul kembali karena kandung kemih
tertekan lagi. Selain itu terdapat pula poliuria karena peningkatan sirkulasi
darah di ginjal pada kehamilan sehingga filtrasi di glomerdus juga meningkat
sampai 69 % (Winkjosastro, 2005).
10. Kulit
Pada
kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu karena
pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat. Kadang-kadang
terdapat di dahi, pipi dan hidung yaitu kloasma gravidarum. Terdapat juga di
daerah leher dan areola mamma. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam dikenal
dengan linea grisea. Terkadang kulit seolah retak, warnanya ajak hiperemik dan
kebiruan disebut strinelivide (Winkjosastro, 2005).
11. Metabolisme
Dalam Kehamilan
Umumnya
kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, karena wanita hamil perlu
mendapatkan makanan yang bergizi dan dalam kondisi sehat. Basal metabolie rate
wanita hamil triwulan akhir meningkat 15-20 %. Keseimbangan asam alkali sedikit
mengalami perubahan konsentrasi dari tidak hamil 155 m Eq/liter menjadi 145
mEq/liter saat hamil. Dibutuhkan banyak protein untuk tumbuh kembang janin
serta persiapan laktasi ibu. Kadar kolesterol meningkat sampai 350 mg atau
lebih per 100 ml. Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium. Kira-kira 0,2-0,7 gr
kalsium tertahan dibadan dan diperkirakan cukup untuk pertumbuhan janin tanpa
mengganggu kalsim ibu. Wanita dalam kehamilan juga memerlukan tambahan besi 800
mg. Berat badan wanita hamil akan naik 6,5 – 16,5 Kg selama hamil, rata-rata
12,5 Kg. Pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu peningkatan tidak lebih dari
2 Kg per bulan dengan rincian : janin 3-3,5 Kg, plasenta 0,5 Kg, air ketuban 1
Kg, rahim 1 Kg, timbunan lemak 1,5 Kg, timbunan protein 2 Kg dan akibat retensi
air-garam 1,5 Kg (Winkjosastro, 2005).
F. PERUBAHAN
PSIKOLOGIS WANITA HAMIL
Konsepsi dan nidasi sebagai titik awal kehamilan menyebabkan
keterlambatan datang bulan serta perubahan rohani. Bagi mereka dengan
perkawinan yang didasari “cinta”, ini merupakan hal yang menggembirakan dan
tidak sabar menanti buah hatinya. Tapi ada juga kecemasan karena takut
keguguran. Bagi mereka yang belum menghendaki kahamilan ini terdapat kegelisahan dan kekecewaan serta berusaha
menghilangkan dengan cara apapun. Disinilah peranan komunikasi, informasi
edukasi serta konseling kita diperlukan (Manuaba, 1999).
G. KELUHAN
KEHAMILAN
1.
Morning Sickness
Disebut morning
sickness karena umumnya terjadi pagi hari pada waktu bangun dengan keluhan
pening kepala, mual ringan sampai muntah. Hal ini disebabkan karena ganggan
metabolisme karbohidrat (Manuaba, 1999)
2.
Hipersalivasi
Pengeluaran air
liur makin meningkat pada beberapa orang, sehingga menambah kesulitan untuk
makan. Hipersalivasi dapat diatasi dengan menghisap gula-gula, biscuit atau
roti tawar (Manuaba, 1999)
3.
Kram Betis
Pada hamil muda
sering terjadi kram betis yang menunjukkan kurangnya beberapa vitamin tertentu
dan mineral seperti vitamin E dan B kompleks serta kalsium. Keluhan ini akan
segera hilang setelah makan dan minum makin baik (Manuaba, 1999)
4.
Varises
Varises adalah
pembesaran pembuluh darah sampai tampak dari luar. Disebabkan hormone kehamilan
dan sebagian terjadi karena keturunan. Pada kasus yang berat dapat terjadi
infeksi dan bendungan berat. Bahaya yang terpenting adalah trombosis yang dapat
menimbulkan gangguan sirkulasi daran (Manuaba, 1999)
5.
Sinkope (Pingsan)
Sinkope keadaan
pening, kepala ringan mata kabur sejenak oleh karena bangun mendadak sehingga
aliran darah ke pusat susunan saraf (otak) terdapat sehingga terjadi kekurangan
darah ke pusat susunan saraf (otak) menyebabkan sinkope (pingsan) ; (Manuaba ,
1999)
6.
Kaki Bengkak
Terdapat dua
gangguan kaki bengkak yaitu retensi (penahanan) air dan garam karena gestosis
dan tertekannya pembuluh darah, karena bagian terendah janin sudah masuk PAP.
Bengkak yang bersifat abnormal dapat diikuti oleh sakit kepala, pandangan mata
kabur, pemeriksaan air kencing dijumpai protein yang meningkat dan tekanan
darah meningkat (Manuaba, 1999)
H. NASEHAT-NASEHAT
UNTUK IBU HAMIL
1.
Nutrisi
Pemasukan
makanan ibu hamil pada TW I sering mengalami penurunan karena menurunnya makan
akbat mual dan muntah tetapi makanan ini harus tetap diberikan seperti biasa
dengan cara pemberian lebih sedikit namun frekuensi lebih sering. Pada TW II
nafsu makan ibu biasanya sudah meningkat oleh karena itu diperlukan tambahan
konsumsi makanan sehari-hari. Pada TW III pertumbuhan janin sangat pesat, nafsu
makan ibu baik namun saat ini dihindari makan berlebih sehingga berat badan
tidak naik terlalu banyak (Manuaba, 1999)
2.
Personal Hygeine
Ibu
hamil juga penting memperhatikan kebersiahn badan. Saat hamil banyak
berkeringat terutama di daerah lipatan kulit. Mandi dua-tiga kali sehari
membantu kebersihan badan dan mengurangi infeksi. Pakaian sebaiknya dari bahan
yang menyerap keringat, sehingga badan selalu kering (Manuaba, 1999)
3.
Eleminasi
Masalah
BAK tidak ada kesulita, bahkan cukup lancer. Daerah kelamin menjadi lebih basah
sehingga bisa menyebabkan jamur tumbuh yang nantinya bisa menjadi infeksi. Oleh
karena itu perlu dijaga kebersihannya. Pada wanita hamil sering terjadi
sembelit. Untuk mangatasi dianjurkan meningkatkan aktivitas jasmani, banyak
makan makanan berserat (buah dan sayur), serta bila dipandang perlu dapat
dibantu obat pelunak feses dosis ringan (Manuaba, 1999)
4.
Masalah Hubungan Seksual
Pada
kehamilan muda hubungan seksual sedapat mungkin dihindari bila terdapat
keguguran berulang atau mengancam, kehamilan dengan tanda infeksi, kehamilan
dengan perdarahan. Pada kehamilan tua sekitar 14 hari menjelang persalinan juga
perlu dihindari hubungan seksual karena dapat menyebabkan ketuban pecah,
infeksi karena kurang higienis (Manuaba, 1999)
5.
Imunisasi
Selama
kehamilan ibu mendapatkan imunisasi TT sebanyak dua kali dengan selang waktu 1
bulan dari pemberian imunisasi yang pertama. Tujuan imunisasi ini adalah untuk
kekebalan aktif terhadap tetanus dan pencegahan tetanus neonatorum
(Winkjosastro, 2005)
6.
Perawatan Buah Dada
Payudara
harus dirawat untuk proses laktasi nanti menjadi lancer . Dua bulan terakhir
dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan (Mochtar,
2002)
7.
Jadwal Kunjungan
Kunjungan
ibu hamil sedikitnya empak kali kunjungan antenatal :
-
Satu kali kunjungan selama triwulan I (sebelum 14
minggu)
-
Satu kali kunjungan selama triwulan II (antara minggu
14-28)
-
Dua kali kunjungan selama triwulan III (antara minggu
28-36 dan sesudah minggu 36). (Saifuddin, 2002)
I. TANDA-TANDA
BAHAYA IBU HAMIL
Ibu hamil
dinasehati untuk mencari pertolongan segera jika ia mendapati tanda-tanda
seperti berikut :
1.
Pendarahan pervaginam
2.
Sakit kepala lebih dari biasanya
3.
Gangguan penglihatan
4.
Pembengkakan pada wajah dan tangan
5.
Nyeri abdomen (epigastrik)
6.
janin tidak bergerak sebanyak biasanya atau tidak sama
sekali
( Saifuddin,
2002 ).
J. PEMERIKSAAN IBU HAMIL
Anamnesa
(1)
Anamnesa identitas isteri dan suami : nama, umur,
agama, pekerjaan, alamat, dan sebagainya.
(2)
Anamnesa umum :
·
Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur,
miksi, defekasi, perkawinan dan sebagainya
·
Tentang haid
·
Tentang kehamilan, persalinan, keguguran, dan
nifas yang lalu bila ada.
Inspeksi dan Pemeriksaan Fisik Diagnostik
Pemeriksaan seluruh tubuh dari kepala
sampai kaki dengan cara melihat secara langsung keadaan ibu, dan juga
pemeriksaan vital sign: tekanan darah, nadi, suhu, respirasi.
Perkusi
Tidak begitu
sering dilakukan dan tidak banyak artinya kecuali bila ada suatu indikasi.
Palpasi
Ibu hamil disuruh berbaring telentang,
kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai bantal. Pemeriksa berdiri
disebelah kanan ibu. Dengan sopan melakukan palpasi bimanual terutama pada
pemeriksaan perut dan payudara.
Palpasi perut
untuk menentukan :
·
Besar dan konsistensi rahim
·
Bagian-bagian janin, letak dan presentasi
·
Gerakan janin
·
Kontraksi rahim Braxton Hicks dan his
Cara palpasi
ada bermacam-macam
·
Menurut Leopold dengan variasi
·
Menurut Knebel
·
Menurut Budin
·
Menurut Ahlfeld
Palpasi menurut
Leopold paling lazim dipakai, yaitu :
- Leopold I : Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
- Leopold II : menentukan letak punggung janin serta bagian-bagian kecil janin
- Leopold III : menentukan bagian terbawah janin
- Leopold IV : menentukan seberapa masuk bagian terbawah janin ke PAP
Cara lain untuk
menentukan tuanya kehamilan dan berat badan janin dalam kandungan :
(1)
Dihitung dari tanggal haid terakhir
(2)
Ditambah 4,5 bulan dari ibu merasakan pergerakan janin
(fetal quickening)
(3)
Menurut Spiegelberg : dengan jalan mengukur tinggi
fundus uteri dari simpisis, maka diperoleh table :
§
22-28 mg 24-25cm
§
28 mg 26,7
cm
§
30 mg 29,5-30
cm
§
32 mg 29,5-30
cm
§
34 mg 31
cm
§
36 mg 32cm
§
38 mg 33
cm
§
40 mg 37,7
cm
(4)
Menurut Mac Donald : jarak antara fundus-simfisis dalam
cm dibagi 3,5, merupakan tuanya kehamilan dalam bulan
(5)
Rumus Johnson-Tausak :BB = (McD – 12) x 155
Auskultasi
Digunakan
stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk mendengarka DJJ. Yang dapat didemgar
adalah :
Dari janin :
·
Djj pada bulan 4-5
·
Bising tali pusat
·
Gerakan dan tendangan janin
Dari ibu :
·
Bising rahim ( uterine soufflé)
·
Bising aorta
·
Peristaltic usus
Metode AUVARD :
tempat denyut jantung menurut letak janin dalam rahim.
Cara menghitung
djj
·
Setiap menit, misalnya 140 x/menit
·
Dihitung 3x 5 detik secara berurutan
Pemeriksaan Dalam (VT)
Tujuannya mengetahui :
(1)
Bagian terbawah janin
(2)
Kalau bagian terbawah adalah kepala, dapat ditentukan
posisi uuk, uub, dagu, hidung, orbita, mulut dn sebagainya.
(3)
Kalau letak sungsang, dapat diraba anus, sacrum, dan
tuber ischii
(4)
Pembukaan serviks, turunnya bagian terbawah janin,
kaput suksedaneum, dsb.
(5)
Secara umum dapat dievaluasi keadaan vagina, servik dan
panggul
(6)
Pelvimetri klinik
Indikasi VT
:
(1)
Indikasi social untuk menentukan keadaan kehamilan atau
persalinan sebelum ditinggalkan oleh penolong
(2)
Jika ada pemeriksaan luar kedudukan janin tidak dapat
ditentukan
(3)
Jika ada sangkaan CPD
(4)
Jika persalinan tidak maju-maju
(5)
Jika akan diambil tindakn obstetric operatif
(6)
Menentukan nilai skor pelvis.
(Mochtar, 2002)
DAFTAR PUSTAKA
·
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.
Jakarta : Arcan.
·
Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri Fisiologi, Sinopsis Obstetri patologi. Jakarta : EGC.
·
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
·
Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo