Senin, 05 Desember 2011

Cerita Rakyat Bali Kebo Iwa

Kebo Iwa : “Wahai Patih Gajah Mada ! Cita-citamu untuk membuat nusantara menjadi satu dan kuat kiranya dapat aku mengerti, namun selama ragaku tetap hidup sebagai abdi rajaku, aku akan menjadi penghalangmu. Maka, taklukkan aku, hilangkan kesaktianku dengan menyiramkan bubuk kapur ke tubuhku….Cerita Rakyat Bali Kebo Iwa
Di desa Bedahulu wilayah kabupaten Tabanan, Bali pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri. Mereka kaya, hanya saja mereka belum mempunyai anak. Bagi penduduk Bali pada masa itu, manusia yang belum mempunyai keturunan adalah manusia yang siasia hidupnya.
Suatu hari mereka pergi ke Pura Desa. Mereka memohon kepada Yang Maha Kuasa agar diberi keturunan. Waktu pun berlalu. Sang istri mulai mengandung. Betapa bahagianya mereka. Beberapa bulan kemudian, lahirlah seorang bayi laki-laki.
Bayi tersebut hendak disusui oleh ibunya, namun jarinya terus menunjuk ke arah sebuah nasi kukus. Bahwa nantinya anak ini akan menjadi tokoh besar, sudah nampak tanda- tandanya sejak dini.
Bayi itu menangis merengek seolah meminta sesuatu. Sang Ibu kasian mendengar rengekan sang bayi , Ibu kemudian mengambil nasi kukus tersebut dan mencoba untuk memberikannya pada bayi. Ibu bergumam dalam hatinya : Apakah anak ini ingin merasakan nasi kukusan ini? Umurnya belum cukup untuk makan nasi?”
Tak dinyana ternyata bayi tersebut memakan nasi kukus tersebut dengan lahapnya. Ibu bayi tersebut menampakkan keterkejutan yang sangat. Ketika baru lahir, anak tersebut sudah bisa untuk memakan nasi… Ibu:” Astaga, Kau telah berikan anak yang luar biasa, ya Hyang Widi…
Ternyata yang lahir bukanlah bayi biasa. Ketika masih bayi pun ia sudah bisa makan makanan orang dewasa. Setiap hari anak itu makin banyak dan makin banyak.
Anak itu tumbuh menjadi orang dewasa yang tinggi besar. Karena itu ia dipanggil dengan nama Kebo Iwa, yang artinya paman kerbau.
Kebo Iwa makan dan makan terus dengan rakus. Lama-lama habislah harta orang tuanya untuk memenuhi selera makannya. Mereka pun tak lagi sanggup memberi makan anaknya.
Dengan berat hati mereka meminta bantuan desa. Sejak itulah segala kebutuhan makan Kebo Iwa ditanggung desa. Penduduk desa kemudian membangun rumah yang sangat besar untuk Kebo Iwa. Mereka pun memasak makanan yang sangat banyak untuknya. Tapi lama-lama penduduk merasa tidak sanggup untuk menyediakan makanan. Kemudian mereka meminta Kebo Iwa untuk memasak sendiri. Mereka cuma menyediakan bahan mentahnya. Bahan-bahan pangan tersebut diolah oleh Kebo Iwa di Pantai Payan, yang bersebelahan dengan Pantai Soka.
Danau Beratan merupakan tempat dimana , Kebo Iwa biasanya membersihkan, walaupun jaraknya cukup jauh namun dengan tubuh besarnya jarak tidak menjadi masalah baginya, dia bisa mencapai setiap tempat yang diinginkannya di wilayah Bali dengan waktu singkat.
Kebo Iwa memang serba besar. Jangkauan kakinya sangat lebar, sehingga ia dapat bepergian dengan cepat. Kalau ia ingin minum, Kebo Iwa tinggal menusukkan telunjuknya ke tanah. Sehingga terjadilah sumur kecil yang mengeluarkan air.
Walaupun terlahir dengan tubuh besar, namun Kebo Iwa adalah seorang pemuda dengan hati yang lurus. Suatu ketika dalam perjalanannya pulang dariDanau beratan, Tampak segerombolan orang dewasa yang tidak berhati lurus, Dari kejauhan para warga desa merasa sangat cemas. Tampak seorang dari mereka tersita perhatiannya pada seorang gadis cantik. Laki-laki itu menggoda gadis ini dengan kasar, gadis ini menjadi takut dan enggan berbicara. Laki-laki itu semakin bernafsu dan tangan-tangannya mulai melakukan tindakan yang tidak senonoh.
Tiba-tiba Kebo Iwa muncul di belakang gerombolan tersebut, mencengkeram tangan salah seorang dari mereka, nampak kegeraman terpancar dari wajahnya, laki-laki itu menjerit kesakitan, gerombolan itu sangat terkejut melihat Kebo Iwa yang begitu besar, ketakutan nampak dari raut muka gerombolan tersebut. Gerombolan tersebut lari tunggang langgang.
Demikianlah Kebo Iwa membalas jasa baik para warga desanya dengan menjaga keamanan di mana dia tinggal. Tubuh yang besar sebagai karunia dari Sang Hyang Widi dimanfaatkan dengan sangat baik dan benar oleh Kebo Iwa.
Pada abad 11 Masehi, sebuah karya pahat yang sangat megah dan indah dibuat di dinding Gunung Kawi, Tampaksiring. Kebo Iwa yang memahat dinding gunung dengan indahnya, hanya dengan menggunakan kuku dari jari tangannya saja. Karya pahat tersebut dibuat hanya dalam waktu semalam suntuk, menggunakan kuku dari jari tangan Kebo Iwa.
Pahatan tersebut diperuntukkan memberikan penghormatan kepada Raja Udayana, Raja Anak Wungsu ,Permaisuri dan perdana menteri raja yang disemayamkan disana. Raja Anak Wungsu adalah raja yang berhasil mempersatukan Bali.
Salah satu hal yang paling istimewa dari Kebo Iwa adalah kemampuannya untuk membuat sumur mata air. Kebo Iwa dengan segenap kekuatan menusukkan jari tangannya ke dalam tanah. Dengan kekuatan jari tangannya yang dahsyat, dia mampu mengadakan sebuah sumur mata air, hanya dengan menusukkan jari telunjuknya ke dalam tanah.
Beragam kemampuan yang luar biasa tersebut, menyebabkan timbulnya daya tarik tersendiri dari pribadi seorang Kebo Iwa. Dan kekuatan luar biasa itu, menyebabkan seorang raja yang berkuasa keturunan terakhir
dari Dinasti Warma Dewa, bernama Sri Astasura Bumi Banten… menginginkan Kebo Iwa untuk menjadi salah satu patihnya di wilayah Blahbatuh…Yang juga dikenal dengan sebutan Raja Bedahulu. (‘Beda’ diartikan sebagai kekuatan yang berbeda). Kebo Iwa diangkat menjadi Patih kerajaan dan saat itu dia mengucapkan Janji bahwa selama Kebo Iwa masih bernafas Bali tidak akan pernah dikuasi.
Dengan dukungan dari patih Kebo Iwa yang luar biasa kuat, Sri Astasura Bumi Banten menyatakan bahwa kerajaannya tidak akan mau ditundukkan oleh Kerajaan Majapahit yang berkehendak untuk menaklukkan kerajaan di Bali.
Adapun kerajaan Majapahit waktu itu dipimpin oleh Raja Tri Bhuwana Tungga Dewi, dengan patihnya yang paling terkenal dengan terkenal dengan Sumpah Palapanya (sumpah untuk tidak menikmati kenikmatan dunia bila seluruh wilayah nusantara belum dipersatukan di bawah panji Majapahit) yang bernama Gajah Mada.
Karena kehebatannya, Kebo Iwa dapat menahan serbuan pasukan Majapahit yang hendak menaklukkan Bali. Semua kapal-kapal perang Majapahit ditenggelamkan selagi berada di Selat Bali.
Maha Patih Majapahit pun mengatur siasat. Dalam siasat yang diatur, Gajah Mada memberikan pujian kepada Baginda Sri Astasura Bumi Banten dan Patih Kebo Iwa tanpa menimbulkan kecurigaan. Lantas, Raja Majapahit membujuk Patih kebo Iwa untuk melakukan perjalanan ke Majapahit guna menikahi wanita terhormat nan jelita pilihan raja yang berasal dari Lemah Tulis.
Menanggapi tawaran dari Majapahit, Patih Kebo Iwa yang setia terhadap rajanya, memohon petunjuk dan persetujuan dari baginda Sri Astasura Bumi Banten. Sang Raja menyetujuinya tanpa rasa curiga.Sebelum pergi ke Majapahit, Patih Kebo Iwa terlebih dahulu melakukan upacara keagamaan di Pura Uluwatu, untuk meminta kekuatan dari Sang Hyang Rudra. Dan Sang Hyang Rudra memenuhi permintaan Kebo Iwa, mengakibatkan meningkatnya kekuatan dan kesaktian menjadi sangat luar biasa.
Kedatangan Patih Kebo Iwa ke tanah Majapahit menyebabkan para tentara, baik yang belum pernah melihatnya maupun yang pernah takluk atas kekuatannya, menjadi terperangah, kagum, bercampur rasa ngeri dan waspada, Tentara Majapahit, menampakkan ekspresi terkejut dan cemas. Arah pandang mereka terpusat ke satu tujuan yang sama. Beberapa diantara mereka nampak sedang berbisik pelan dengan teman yang berada di sebelahnya; “Lihatlah ukuran tubuhnya! Luar biasa ! Mengerikan !”.
Patih Gajah Mada menyambut kedatangan Patih Kebo Iwa: “Salam, Patih yang tangguh ! Selamat datang di Kerajaan Majapahit” Patih Kebo Iwa yang menimpali salam dari Patih Gajah Mada. Kebo Iwa : “Terima Kasih Patih, kiranya anda bersedia untuk langsung menjelaskan maksud dari Baginda Tri Bhuwana Tungga Dewi yang meminta saya untuk datang ke Majapahit.
Gajah Mada : “Seperti yang telah dikabarkan sebelumnya, Patih kebo Iwa, baginda Raja mengharapkan kedatangan patih guna menjalin suatu tali persahabatan dengan Kerajaan Bedahulu di Bali dan juga berharap agar patih bersedia menemui wanita terhormat pilihan baginda yang dirasa pantas untuk mendampingi seorang patih yang tangguh seperti anda”.
Gajah Mada menarik nafas panjang kemudian melanjutkan kata-katanya: “Akan tetapi sebelumnya, akan sangat berati apabila Patih kerajaan. Kebo Iwa berkenan membuat sumur air di sana yang nantinya akan dipersembahkan untuk wanita calon pendamping anda. Lebih lagi, sumur itu nantinya juga akan dimanfaatkan oleh rakyat kerajaan Majapahit yang saat ini sedang kekurangan air. Kiranya patih berkenan mengabulkan permohonan ini.
Patih Kebo Iwa memiliki jiwa besar dan lurus hatinya, akhirnya diapun meluluskan permintaan tersebut.Nampak Patih Kebo Iwa yang sedang mempertimbangkan permintaan tersebut. Kemudian memutuskan untuk memenuhi permintaan tersebut. Kebo Iwa (berpikir sejenak) kemudian dia berkata: “Baiklah, biarlah kekuatanku ini kupergunakan untuk sesuatu yang menghadirkan berkat bagi orang banyak”.
Tanpa banyak cakap lagi, Patih Kebo Iwa segera melakukan aktivitasnya untuk menciptakan sebuah sumur air. Sebelum memulai pekerjaannya, tidak lupa Patih Kebo Iwa meminta pedoman dari Sang Hyang Widi. Kebo Iwa : (dalam hati) Ya yang Kuasa, segala yang akan saya lakukan semoga menggambarkan kebesaran namaMu.Kebo Iwa mulai menggali sumur di tempat yang telah ditunjuk.
Dalam waktu yang cukup singkat, sumur telah tergali cukup dalam. Namun belum ada mata air yang keluar. Di atas lubang sumur yang digali oleh Patih Kebo Iwa, para prajurit Majapahit terlihat berkerumun, nampak mereka memusatkan pehatian pada Patih Gajah Mada. Seakan mereka menantikan sesuatu perintah…Tiba-tiba Gajah Mada berteriak: “Timbun dia dengan batu………!!!!” Seketika itu juga, para prajurit menimbun kembali lubang sumur yang sedang dibuat, dengan Patih Kebo Iwa berada di dalamnya.
Para prajurit menimbun lubang sumur dengan batu hasil galian itu sendiri, nampak Kebo Iwa sangat terkejut dan berusaha menahan jatuhnya batu. Dalam waktu yang singkat, lubang sumur itupun tertutup rapat. Mengubur
seorang pahlawan besar didalamnya. Patih Gajah Mada yang berbicara kepada para parjuritnya.Gajah Mada : “Sungguh amat disayangkan seorang pahlawan besar seperti dia harus mengalami ini. Namun, hal ini terpaksa harus dilakukan, agar nusantara ini dapat dipersatukan. Dengan ini kerajaan Bali akan menjadi bagian dari Majapahit”.
Tiba-tiba timbunan batu melesat ke segala penjuru, menghantam prajurit Majapahit. Terdengar teriakan membahana dari dalam sumur. Kebo Iwa : (berteriak) “Belum ! Bali masih tetap merdeka, karena nafasku masih berhembus !!. Batu-batu yang ditimbunkan melesat kembali keangkasa dibarengi dengan teriakan prajurit Majapahit yang terhempas batu. Dari dalam sumur, keluarlah Patih Kebo Iwa, yang ternyata masih terlalu kuat untuk dikalahkan.
Patih Gajah Mada terkejut, menyaksikan Patih Kebo Iwa yang masih perkasa, dan beranjak keluar dari lubang sumur. Kebo Iwa : “Dan pembalasan adalah apa yang kutuntut dari sebuah pengkhianatan !” Patih Kebo Iwa menyerang Patih Gajah Mada kemarahan dan dendam mewarnai pertempuran. Akibat amarah dan dendam yang dirasakan oleh Patih Kebo Iwa, pertempuran berlangsung sengit selama beberapa waktu.
Disela-sela saling serang Gajah Mada berteriak:”Untuk memersatukan dan memperkuat nusantara, segenap kerajaan hendaklah dipersatukan terlebih dahulu. Dan kau berdiri di garis yang salah sebagai seorang penghalang !”.
Kesaktian Patih Kebo Iwa, sungguh menyulitkan usaha Patih Gajah Mada untuk menundukkannya. Pertempuran antara keduanya masih berlangsung hebat, namun amarah dan dendam Patih Kebo Iwa mulai menyurut…Dan rupanya Patih Kebo Iwa tengah bertempur seraya berpikir … Dan apa yang tengah dipikirkan
olehnya, membuat dia harus membuat keputusan yang sulit… Kebo Iwa : (dalam hati) Kerajaan Bali pada akhirnya akan dapat ditaklukkan oleh usaha yang kuat dari orang ini, keinginannya untuk mempersatukan nusantara agar menjadi kuat kiranya dapat aku mengerti kini.
Namun apabila, aku menyetujui niatnya dan ragaku masih hidup, apa yang akan aku katakan nantinya pada Baginda Raja sebagai sangkalan atas sebuah prasangka pengkhianatan ? Masih dalam keadaan bertempur, secara sengaja Patih Kebo Iwa melontarkan pernyataan yang intinya mengenai hal untuk mengalahkan kesaktiannya.
Kebo Iwa : “Wahai Patih Gajah Mada ! Cita-citamu untuk membuat nusantara menjadi satu dan kuat kiranya dapat aku mengerti, namun selama ragaku tetap hidup sebagai abdi rajaku, aku akan menjadi penghalangmu. Maka, taklukkan aku, hilangkan kesaktianku dengan menyiramkan bubuk kapur ke tubuhku.
Pernyataan Patih Kebo Iwa rupanya membuat terkesiap Patih Gajah Mada. Patih Gajah Mada menunjukkan reaksi keheranan yang amat sangat atas perkataan Patih Kebo Iwa.
Gajah Mada yang mengerti atas keinginan Kebo Iwa, nampak menghantamkan jurusnya ke batu kapur, batu itupun luluh lantakmenjadi serpihan bubuk.
Patih Gajah Mada menyapukan bubuk tersebut ke arah Patih Kebo Iwa dengan ilmunya, bubuk kapur menyelimuti tubuh sang patih Nampak Patih Kebo Iwa, sesak napasnya oleh karena bubuk kapur tersebut.
Kiranya bubuk kapur tersebut membuat olah pernapasan Patih Kebo Iwa menjadi terganggu, hal tersebut mengakibatkan kesaktian tubuh Patih Kebo Iwa menjadi lenyap.Patih Gajah Mada melesat ke arah Patih Kebo Iwa,menusukkan kerisnya ke tubuh Kebo Iwa.
Dan sebelum kepergiannya, dengan sisa tenaga yang ada Patih Kebo Iwa mengutarakan apa yang ingin dikatakan untuk terakhir kali. Patih Kebo Iwa : “Kiranya kematianku tidak sia-sia adanya…biarlah nusantara yang kuat bersatu hasil yang pantas atas harga hidupku”.
Patih Gajah Mada dengan raut muka sedih, memberikan jawaban atas perkataan Patih Kebo Iwa. Gajah Mada : “Kepergianmu sebagai tokoh besar akan terkenang dalam sejarah… Sejarah suatu nusantara yang satu dan kuat”.
Tak lama setelah mendengar pernyataan tersebut, napas terakhirpun pergilah sudah, meninggalkan raga seorang patih tertangguh dalam sejarah Bali… dan pertiwi pun meredup melepas kepergian salah satu putra terbaiknya.
Dengan meninggalnya Kebo Iwa, Bali pun dapat ditaklukkan Majapahit. Berakhirlah riwayat orang besar yang berjasa pada Pulau Bali.
sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=944647
Cerita Anak Bahasa Inggris

Bali Folklore Kebo Iwa

Kebo Iwa: "O duke of Gajah Mada! Ambition to make the archipelago a strong one and I would be able to understand, but as long as my body kept alive as a servant of my king, I would be penghalangmu. So, I conquered, remove kesaktianku by spraying powdered lime into my body .... Bali Folklore Kebo Iwa

In the village Bedahulu Tabanan regency, Bali in ancient times, there lived a husband and wife. They're rich, they just have not had children. For residents of Bali at the time, people who do not have offspring is a vain man his life.
One day they went to the village temple. They appealed to the Almighty to be hereditary. Time passed. The wife began to conceive. How happy they are. A few months later, was born a baby boy.

The baby is going to breast-fed by his mother, but her fingers continued to point towards a steamed rice. That this child would later become major figures, have seen the signs early on.

The baby was crying whining as if asking for something. Mother kasian heard the baby whimper, she then took the steamed rice and try to give it to infants. Mother murmured to himself: Does this child wants to feel this steamed rice? He's not enough to eat rice? "

No warning turned out the baby with steamed rice to eat greedily. Baby's mother revealed the surprise that so. When newly born, the child was able to eat rice ... Mom: "Oh my God, You have been given an extraordinary child, yes Hyang Widi ...

It turns out that birth is not a normal baby. When I was a baby he was able to eat adult food. Every day the boy more and more.

The boy grew into a tall adult. Therefore he was called by the name of Kebo Iwa, which means uncle buffalo.

Kebo Iwa kept eating and eating greedily. Property for long finished his parents to satisfy her appetite. They were no longer able to feed their young.

With heavy hearts they ask for help the village. Since then all the needs of food borne Kebo Iwa village. The villagers then build a very large house for Kebo Iwa. They also cook food very much for him. But long-time residents feel unable to provide food. Then they asked Kebo Iwa to cook for themselves. They just provide the raw material. Food materials are processed by Kebo Iwa Payan Beach, adjacent to Soka Beach.

Beratan Lake is a place where, Kebo Iwa usually clean, although a short distance but with a body size of the distance is not a problem for him, he could reach any place they want in the area of Bali with a short time.

Kebo Iwa was all great. Legs very wide range, so that he can travel quickly. If he wants a drink, Kebo Iwa stay stuck a finger into the soil. So there was little the issue of water wells.

Although born with a great body, but Kebo Iwa is a young man with a heart that is straight. Once on his way home dariDanau mind, seems a bunch of adults who did not take a straight, From a distance the villagers feel very anxious. One of them seemed preoccupied his attention to a beautiful girl. The man was teasing her with rough, this girl became frightened and reluctant to speak. The man was more ardent, and his hands began to perform indecent acts.

Kebo Iwa suddenly appeared behind the mob, gripped the hand of one of them, visible anger radiated from her face, the man screamed in agony, the crowd was very surprised to see such great Kebo Iwa, frightened look on his face visible from gangs. The mob ran helter skelter.

Thus Kebo Iwa repay both the residents of his village to maintain security in which he lived. Great body as a gift from Sang Hyang Widi utilized very well and correctly by Kebo Iwa.

In the 11th century AD, a very magnificent sculptures and beautifully crafted on the walls of Mount Kawi, Tampaksiring. Kebo Iwa carved wall mounts are beautifully, just by using the nails of the fingers alone. Sculptures are created only in time all night, using a finger nail of Kebo Iwa.

Sculpture was intended to pay tribute to King Udayana, King of Children Wungsu, Empress and the prime minister that the king be buried there. Children Wungsu King is the king who succeeded in uniting Bali.

One of the most special of Kebo Iwa is its ability to make the eyes water wells. Kebo Iwa with all the power of his finger jabbed into the ground. With the tremendous power of his finger, he was able to hold a spring well, just by sticking his index finger into the soil.

A variety of exceptional ability, has caused the emergence of personal charm of a Kebo Iwa. And it's incredible power, causing a king who came to power last descendant
Dynasty Warma god, named Sri Astasura Bantam Earth ... wanted Kebo Iwa to be one of the region Blahbatuh patihnya ... Which is also known as King Bedahulu. ('Beda' means different strengths). Kebo Iwa was appointed regent of the kingdom and then promise that he uttered during the Kebo Iwa was still breathing Bali will never be dominated.

With the support of the duke of Kebo Iwa unusually strong, Sri Astasura Earth Bantam declared that his kingdom would not be subjugated by Majapahit Kingdom who wishes to conquer the kingdom in Bali.

The kingdom of Majapahit at the time led by King Tri Bhuwana Tungga Goddess, with the most famous patihnya famous Palapanya Oath (an oath not to enjoy the pleasures of the world if the entire archipelago has not been united under the banner of Majapahit) who named Gajah Mada.

Because of his brilliance, Kebo Iwa can withstand the invasion forces who want to conquer Bali Majapahit. All the ships sunk during the war of Majapahit in Bali Strait.

Supreme Patih Majapahit any maneuver. In a strategy that is set, Gajah Mada give praise to the king of Sri Astasura Bantam Earth and duke of Kebo Iwa without arousing suspicion. Then, the King of Majapahit Kebo Iwa Patih persuaded to travel to Majapahit to marry a beautiful lady nan king's choice that comes from Weak Write.

Responding to the offer of Majapahit, duke of Kebo Iwa loyal to the king, beseeching guidance and approval of the king Sri Astasura Earth Banten. The King agreed to without feeling curiga.Sebelum went to Majapahit, duke of Kebo Iwa first perform a religious ceremony at Pura Uluwatu, to ask for the strength of the Sang Hyang Rudra. And Sang Hyang Kebo Iwa Rudra meet demand, resulting in increased strength and become extraordinary supernatural powers.

Kebo Iwa Patih arrival to the land of Majapahit led to the soldiers, both of which had never seen nor ever defeat of his power, become stunned, amazed, mixed with horror and alert, the Majapahit soldiers, appeared shocked and worried expression. Direction of view they are centralized into one common goal. Some of them seem're whispering quietly with a friend who was beside him: "Look at his size! Fabulous! Horrible! ".

Gajah Mada welcomed duke duke of Kebo Iwa: "Hail, Patih tough! Welcome to the Kingdom of Majapahit "duke of Kebo Iwa who chimed in regards of the duke of Gajah Mada. Kebo Iwa: "Thank You Patih you would be willing to directly explain the intent of Sire Tri Bhuwana Tungga Goddess who asked me to come to the Majapahit.

Gajah Mada: "As has been rumored before, Patih Kebo Iwa, king King expects the arrival of the duke in order to establish a friendship with the Kingdom Bedahulu rope in Bali and also hope that the duke was willing to meet respectable women were deemed worthy king made a choice to accompany such a tough duke you ".

Gajah Mada took a deep breath and then went on to say: "But before, it would be means when the royal duke. Kebo Iwa is pleased to make the well water there that will be offered to women candidates for your companion. Moreover, the well will also be utilized by the people of the kingdom of Majapahit who is currently a lack of water. May the duke deign to grant this request.

Kebo Iwa duke has a great soul and his heart straight, eventually he too passed the duke of Kebo Iwa tersebut.Nampak demand which is considering the request. Then decided to fulfill the request. Kebo Iwa (thinks for a moment) and then he said: "All right, let my strength is used it for something that brings a blessing for many people".

Without much talk anymore, duke of Kebo Iwa immediately conduct activities to create a well of water. Before starting work, do not forget Patih Kebo Iwa requested guidance from the Sang Hyang Widi. Kebo Iwa: (to myself) Oh the power, all I will do hopefully describe the greatness namaMu.Kebo Iwa started digging wells in places that have been designated.

In a short amount of time, the well has been dug deep enough. But there is no water coming out the eye. Above the pit dug by duke of Kebo Iwa, the Majapahit soldiers seen clustered, they seem to focus on the duke of Gajah Mada pehatian. As if they were waiting for something ... All of a sudden command Gajah Mada shouted: "Hide him with stones ... ... ... !!!!" Immediately, the soldiers returned to hoard wellbore that is being made, with the duke of Kebo Iwa was in it.

The soldiers hoard hole dug wells with the result that the rock itself, seems to Kebo Iwa was very surprised and tried to restrain the fall of the stone. In a short time, and even then sealed wellbore. Bury
a great hero in it. Gajah Mada duke who spoke to the parjuritnya.Gajah Mada: "It's very unfortunate a great hero like him should experience this. However, this had to be done, so that it can be united archipelago. With this kingdom of Bali will be part of the Majapahit ".

Suddenly darted into the pile of stones in all directions, hit the Majapahit soldiers. There was a shout from the well formations. Kebo Iwa: (shouting) "Not yet! Bali is still independent, because it still blows my breath!. The stones are ditimbunkan darted back keangkasa accompanied by cries of Majapahit soldiers who slammed a stone. From the well, get out Patih Kebo Iwa, who was still too strong to be defeated.

Gajah Mada surprised duke, duke of Kebo Iwa watch is still mighty, and moved out of the wellbore. Kebo Iwa: "And revenge is what the sue of a betrayal!" Duke of Kebo Iwa Gajah Mada attacked the duke of anger and resentment coloring battle. As a result of anger and resentment felt by the duke of Kebo Iwa, a fierce battle lasted for some time.

Attack each other on the sidelines of Gajah Mada shouted: "To memersatukan and strengthen the archipelago, the whole kingdom should be united first. And you're standing in the wrong line as a barrier! ".

Kebo Iwa Patih magic, really complicate efforts to subjugate duke of Gajah Mada. Fighting between the two is still going great, but the anger and resentment began to recede duke of Kebo Iwa ... And apparently duke of Kebo Iwa was fought, thinking ... And what is being contemplated
by him, make him have to make difficult decisions ... Kebo Iwa: (to myself) the kingdom of Bali will eventually be conquered by a strong effort from this person, his desire to unite the archipelago in order to become stronger presumably can I get it now.

But if, I agree with his intention and my body is still alive, what would I say later on the king as his denial of a prejudice betrayal? Still in a state of battle, by deliberately Patih Kebo Iwa that essentially make remarks about it to beat its miracle.

Kebo Iwa: "O duke of Gajah Mada! Ambition to make the archipelago a strong one and I would be able to understand, but as long as my body kept alive as a servant of my king, I would be penghalangmu. So, I conquered, remove kesaktianku by spraying powdered lime into my body.

Kebo Iwa Patih statement apparently made duke of Gajah Mada gasp. Gajah Mada duke showed extreme astonishment reaction of the words Patih Kebo Iwa.

Gajah Mada who understands the desire Kebo Iwa, visible jurusnya slamming into limestone, and even then the yield lantakmenjadi flake powder.

Gajah Mada Patih sweep powder up to the duke of Kebo Iwa with his knowledge, chalk dust enveloped the body of the duke seems Patih Kebo Iwa, shortness of breath because of the chalk powder.

Presumably lime makes the duke of Kebo Iwa if breathing becomes impaired, resulting in supernatural powers that the body becomes duke of Kebo Iwa lenyap.Patih Gajah Mada sped toward the duke of Kebo Iwa, thrust into the body of Kebo Iwa keris.

And before his departure, with the remaining strength of Kebo Iwa duke of expressing what I want to say one last time. Patih Kebo Iwa: "May my death not in vain ... let the country that are stronger united reasonable results over the price of my life".

Gajah Mada duke with sad faces, provide answers to the word Patih Kebo Iwa. Gajah Mada: "your journey will be remembered as a great figure in history ... The history of the archipelago are one and strong".

Shortly after hearing the statement, the breath terakhirpun go already, leaving the body of a duke tertangguh in the history of Bali ... and even dims pertiwi farewell one of its best sons.

With the death of Kebo Iwa, can be conquered Bali Majapahit. Ended the history of great men who contributed to the island of Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar