Jumat, 09 Desember 2011

MODUL ASKEB I


BAB I
HIPEREMESIS GRAVIDARUM


Tujuan Pembelajaran :

Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa mampu :
1.       Metalanguage pengertian dari hiperemesis gravidarum
2.       Mengetahui klasifikasi dari hiperemesis gravidaru
3.       Mampu mendeteksi dini terjadinya hiperemesis gravidarum.
4.       Mengetahui kemungkinan bahaya yang timbul akibat komplikasi yang terjadi pada masa kehamilan.

A. Konsep Hiperemesis Gravidarum
1.    Pengertian
Adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai
menganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk dan terjadi dehidrasi, sehingga terjadi ketidak seimbangan cairan elektrolit. Ditandai dengan berat badan menurun, turgor kulit  kurang, dan terdapat aseton di dalam urin.
2.    Etologi
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor prodisposisi yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
a.       Faktor adaptasi dan hormonal
Pada waktu hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi Hiperemesis Gravidarum dapat dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia, wanita primigravida overdistensi rahim, ganda dan hamil mola hidatidosa.
Sebagai kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen dan koreonik gonadotropin, sedangkan pada hamil ganda dan mola hidahdosa jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadinya Hiperemesis Gravidarum. 
b.      Faktor Psikologis
Hubungan faktor psikologis dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum belum jelas, jelas besar kemungkinan bahwa wanita yang mendadak kehamilan, takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dan sebagainya, diduga dapat menjadi faktor kejadian Hiperemesis Gravidarum. Dengan perubahan suasana dan masuk rumah sakit penderitanya dapat berkurang sampai menghilang.
c.        Faktor Alergi
Pada kehamilan, dimana diduga terjadi invasi jaringan vili karralis yang masuk kedalam peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap dapat menyebabkan terjadinya Hiperemesis Gravidarum.
3.   Patofisiologi
Peranan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, penurunan klorida urine, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbun nya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna sehingga terjadi ketosis hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar, selaput lendir, esophagus, dan lambung dapat robek (sindrom malory weiss) sehingga terjadi perdarahan Gastro Intestinal
4.   Kalsifikasi dan gejala klinis
      Berdasarkan berat ringanya, gejala, Hiperemesis dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :
a.       Tingkat I (Hiperemesis Gravidarum ringan)
b.      Tingkat II (Hiperemesis Gravidarum sedang)
c.       Tingkat III (Hiperemesis Gravidarum berat)


Gambaran gejala Hiperemesis Gravidarum secara klinis sesuai dengan tingkatan Hiperemesis Gravidarum, yaitu :
a.    Hiperemesis Gravidarum tingkat I : Ringan
1)            Muntah terus menerus lebih dari 10 x / hari
2)            Keadaan umum lemah
3)            Tidak mau makan
4)            Berat badan menurun
5)            Nyeri di darah epigastrium
6)            Turgor kulit mengunang / tonusnya lemah
7)            Nadi meningkat sekitar 100 x / menit dan tekanan darah menurun.
8)            Lidah mengering dan mata ceku
b.   Hiperemesis Gravidarum tingkat II sedang
1)      Mual dan muntah yang hebat
2)      Keadaan umum lebih lemah dan apatis
3)      Turgor kulit lebih berkurang
4)      Lidah menyaring dan tampak kotor
5)      Nadi kecil dan cepat serta tekanan darah turun.
6)      Suhu kadang-kadang naik.
7)      Mata sedikit ikterik / ikterik ringan
8)      Berada badan turun.
9)      Hiperemesis Gravidarum, oliguria dan konstipasi.
10)    Nafas berbau aseton.
c.   Hiperemesis Gravidarum tingkat III berat
1)            Muntah berkurang atau berlebih
2)            Keadaan umum makin menurun, tekanan darah turun, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat, keadaan dihidarasi makin jelas
3)            Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus.
4)            Gangguan kesadaran dalam bentuk, samnolen sampai koma 

5.   Komplikasi
Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, penumoni aspirasi, robekan mukosa pada hubungan gastroesofagi yang menyebabkan perdarahan ruptur eso fagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaraan  darah janin berkurang.

6.   Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengubah emesis agar tidak terhadi Hiperemesis :
a.       Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses psikologis.
b.      Makan sedikit-sedikit tetapi sering, berikan makanan selingan super biskuit, roti kering dengan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur. Hindari makanan berminyak dan berbau, makanan sebaik disajikan dalam keadaan hangat.
c.       Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, difekasi hendaknya diusahakan terakhir.
7.    Penatalaksanaan
      Konsep pengobatan yang dapat diberikan sebagai berikut :
a.       Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik, alat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk kedalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan tidak diberikan makan atau minum selama 24 jam kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang / hilang tanpa pengobatan.
b.      Terapi psikologik
Perlu di yakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, norma dan fisiologis jadi tidak perlu takut dan khawatir, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c.       Cairan Parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup ekektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5 % dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C bila ada kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan keluar, air kencing perlu diperiksa terhadap protein. Astion, khorida dan bilirubin, suhu dan udara perlu diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 x sehari. Dilakukan pemeriksaan hemaltrokrit. Pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila dalam 24 jam pertama penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat di coba untuk memberikan minuman dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan.



    RANGKUMAN

    *      Hyperemesis Gravidarum adalah mual kuntah yang berlebihan yang dialami oleh wanita hamil yang dapat mengganggu aktivitas, keadaan umum ibu menurun hingga terjadi dehidrasi
    *      Etiologinya belum diketahui secara jelas tetapi terdapat factor predis posisi antara lain :
    Adaptasi dan hormonal
    Psikologi
    Alergi
    *      Patofisiologinya akibat dari meningkatnya estrogen dan terjadinya dehidrasi dapat menyebabkan hemokonsentrasi. Sehingga perfusi jaringan terganggu serta tertimbunnya toksin dalam tubuh. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan hypokalemia. Munta yang terus menerus menyebabkan perdarahan gastro intestinak karena perlukaan pada saluran cerna.
    *      Hyperemesis gravidarum terdiri dari stadium I
    hingga stadium III.
    *      Komplikasinya yaitu terjadinya kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, serta terjadi perlukaan pada saluran pencernaan ibu.
    *      Pencegahan dilakukan dengan konseling kehamilan yang merupakan proses yang normal, makan sedikit tetapi sering, serta anjuran untuk tiodak segera berdiri pada bangun dari tidur.
    *      Therapi
    Terapi isolasi
    Terapi psikologik
    Pemberian caitran parenteral.


    LATIHAN SOAL

    1. Yang menandakan seorang wanita hamil mengalami hyperemesis gravdarum adalah ?
    a.       Perdarahan pervaginam
    b.      Pusing yang terus menerus
    c.       Gangguan Penglihatan
    d.      Gangguan pencernaan
    e.       Mual muntah disertai KU menurun
    1. Salah satu etiologi dari hyperemesis garvidarum adalah :
    a.       Perubahan hormonal
    b.      Trauma
    c.       Gangguan pencernaan
    d.      Kehamilan anggur
    e.       Menurunnya nafsu makan
    1. Dibawah ini merupakan salah satu penyebab dari terjadinya perdarahan gatro intestinal pada hyperemesis gravidarum kecuali :
    a.       Perlukaan pada lambung
    b.      Perlukaan pada esophagus
    c.       Kerusakan hepar
    d.      Kerusakan selaput lendir
    e.       Terlepasnya plasenta
    1. Yang merupakan tanda dari hyperemesis gravidarum stadium II kecuali :
    a.       Gangguan hati
    b.      Nafas berbau aseton
    c.       Samnolen
    d.      Turgor kulit kurang
    e.       Ikterus
    1. Pada kasus mual muntah yang berlebihan terdapat pemakaian cadangan karbohidrat serta lemak yang berlebihan sehingga menyebabka terjadinya :
    a.       Ketosis hypokalemia
    b.      Ketosis hypokloremia
    c.       Hyponatremia
    d.      Hypoglikemia
    e.       Hemokonsentrasi
    1. Kasus hyperemesis gravidarum biasanya terdapat fenomena meningkatnya toksin dalam tubuh penderita. Sebab dari fenomena tersebut adalah :
    a.       Pemakaian cadangan karbohidrat
    b.      Gangguan perfusi jaringan
    c.       Oksidasi tidak sempurna
    d.      Kerusakan hati
    e.       Robeknya lambung

    1. Pencegahan yang dilakukan pada hyperemesis gravidarum adalah :
    a.       Minum obat anti muntah
    b.      Makan makanan yang asam
    c.       Bedrest total
    d.      Makan sedikit tetapi sering
    e.       Mengurangi makan garam
    1. Salah satu therapy yang diberikan pada penderita hyperemesis garvidarum adalah :
    a.       MgSo4
    b.      Cairan glukosa
    c.       Cairan NaCl
    d.      RL
    e.       Maltrosa
    1. Dosis pemberian cairan per parenteral yang diberikan pada penderita hyperemesis gravidarum adalah :
    a.       2-3 liter per hari
    b.      1 liter per hari
    c.       1 plabot
    d.      Setiap 2 jam sekali
    e.       24 jam sekali
    1. Salah satu komplikasi yang terjadi pada hyperemesis gravidarum adalah :
    a.       Aspirasi pneumoni
    b.      Perdarahan pervaginam
    c.       Abortus
    d.      Gangguan jantung
    e.       Gangguan kesadaran







                  






            


                                                                          BAB II
                                                      PERDARAHAN ANTEPARTUM


     
    Tujuan Pembelajaran :

    1.                  Mengetahui definisi dari perdarahan antepartum

    2.                  Mengetahui klasifikasi perdarahan antepartum
          3.           Mampu mendeteksi dini terjadinya perdarahan
















     






















    A.  Definisi dan Klasifikasi
    Perdarahan anteparum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu. Perdarahan setelah kehamilan 22 minggu biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya, oleh karena itu memerlukan penanganan yang berbeda.
    Perdarahan antepartum klasifikasi klinisnya yaitu:
    1.       Plasenta previa
    2.       Solusio plasenta
    3.       Perdarahan antepartum yang belum jelas sumbernya
    Perdarahan antepartum yang belum jelas sumbernya itu mungkin disebabkan oleh rupture marginalis dan perdarahan yang bersumber pada kelainan serviks.

    B.  Gambaran klinik
    1.    Plasenta Previa
    a.       Definisi dan Klasifikasi
    Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh permukaan jalan lahir.
    Klasifikasi plasenta previa didasarkan pada terabanya jaringan plasenta.Disebut plasenta previa totalis apabila seluruh permukaan tertutup oleh jaringan plasenta, plasenta previa parsialis apabila sebagian permukaan tertutup oleh jaringan plasenta, plasenta letak rendah adalah plasenta yang letaknya pada segmen bawah uterus akan tetapi belum sampai menutupi permukaan jalan lahir.
    b.   Etiologi
    Mengapa plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus tidak jelas dapat diterangkan menurut Kloosterman (1973) frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur lebih dari 35 tahun kira-kira 10 kali lebih sering dan pada grande multipara yang berumur lebih dari 35 tahun kira-kira 4 kali lebih sering dibandingkan dengan grande multipara yang berumur kurang dari 25 tahun.
    c.    Gambaran klinik
    Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta previa. Dengan bertambah tuanya kehamilan segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi dan serviks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi dan serviks mulai membuka.Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus , pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat .           Pada saat itu mulailah terjadi perdarahan. Darahnya berwarna merah segar
    d.      Diagnosis
    Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa penyebabnya ialah plasenta previa sampai kemudian ternyata dugaan itu salah.
    e.       Prognosis
    Dengan penanggulangan yang baik seharusnya kematian ibu karena plasenta previa bisa menjadi sangat rendah sekali. Penanggulangan pasif maupun aktif memerlukan fasilitas tertentu yang belum dicukupi pada banyak tempat ditanah air kita, sehingga beberapa tindakan yang sudah lama ditinggalkan oleh dunia kebidanan masih terpaksa dipakai juga seperti pemasangan cunam willet dan versi Braxton hicks.
    2.    Solusio Plasenta
    a.       Definisi dan Klasifikasi
    Solusio plasenta ialah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum janin lahir
    Secara klinis solusio plasenta dapat dibagi dalam (1) solusio plasenta ringan,(2) solusio plasenta sedang, (3) solusio plasenta berat.
    b.      Etiologi
    Etiologi solusio plasenta hingga kini belum diketahui dengan jelas, walaupun beberapa keadaan tertentu dapat menyertainya, seperti umur ibu yang tua, multiparitas, penyakit hipertensi menahun, pre-eklamsia, trauma tali pusat yang pendk, tekanan pada vena kava inferior.
    c.       Gambaran klinik
    1)      Solusio plasenta ringan .
    Ruptur sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak, apabila terjadi perdarahan pervaginam warnanya akan kehitam-hitaman dan sedikit sekali, perut terasa sedikit sakit, agak tegang dan bagian-bagian janin masih mudah teraba.
    2)      Solusio plasenta sedang.
     Dalam hal ini plasenta telah terlepas dari seperempatnya, tetapi belum sampai dua pertiga luas permukaanya. Gejala sakit perut terus menerus yang kemudian disusul dengan perdarahan pervaginam, uterus teraba tegang dan nyeri tekan sehingga bagian-bagian janin sukar diraba. Apabila janin masih hidup bunyi jantungnya sukar didengar dengan stetoskop biasa.


    3)      Solusio plasenta berat.
    Plasenta telah terlepas dari dua pertiga permukaanya. Terjadi sangat tiba-tiba. Biasanya ibu telah jatuh kedalam syok dan janinya telah meninggal. Uterusnya sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri.
    d.      Diagnosis
    Tanda dan gejala solusio plasenta berat ialah sakit perut terus menerus, nyeri tekan pada uterus, uterus tegang, perdarahan pervaginam berwarna kehitaman , syok dan bunyi jantung janin tidak terdengar lagi.
    Pada solusio plasenta sedang tidak semua tanda dan gejala seperti sakit perut terus menerus, nyeri tekan pada uterus dan uterus tegang terus menerus.
    e.       Prognosis
    Prognosis ibu tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus banyaknya perdarahan derajat kelainan pembekuan darah, ada tidaknya hipertensi menahun atau pre-eklamsia, tersembunyi tidaknya perdarahan dan jarak waktu antara terjadinya solusio plasenta sampai pengosongan uterus.
    Prognosis janin pada plasenta berat hampir 100% mengalami kematian. Pada kasus solusio plasenta tertentu seksio sesaria dapat mengurangi angka kematian janin. Persediaan darah secukupnya akan sangat membantu memperbaiki prognosis ibu dan janin 

    RANGKUMAN

    *      Perdarahan antepartum adalah perdarahan  per vaginam yang terjadi pada umur kehamilan setelah 22 minggu
    *      Klasifikasinya ada 3 yaitu plasenta previa, solusio plasenta, seta perdarahan yang belum jelas penyebabnya.
    *      Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh permukaan jalan lahir. Klasifikasinya ada tiga yaitu plasenta previa totalis, parsialis, dan letak rendah. Peyebabnya belum jelas. Biasanya terjadi pada grande-multi para. Gejalanya berupa pedarahan tanpa sebab dan tidak disertai rasa nyeri. Darahnya berwarna merah segar.
    *      Solusio plasenta adalah plasenta yang  ialah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum janin lahir. Secara klinis solusio plasenta dapat dibagi dalam (1) solusio plasenta ringan,(2) solusio plasenta sedang, (3) solusio plasenta berat. Tanda dan gejala solusio plasenta berat ialah sakit perut terus menerus, nyeri tekan pada uterus, uterus tegang, perdarahan pervaginam, syok dan bunyi jantung janin tidak terdengar lagi


    LATIHAN SOAL

    1.      Perdarahan antepartum terjadi pada :
    a.       <20 minggu
    b.      Setelah persalinan
    c.       Umur kehamilan > 22 minggu
    d.      Masa nifas
    e.       Saat persalinan
    2.      Dibawah ini yang merupakan klasifikasi dari perdarahan antepartum adalah :
    a.       Plasenta previa
    b.      KET
    c.       Plasenta restan
    d.      Inversio uteri
    e.       Retensio plasenta
    3.      Plasenta previa merupakan kelainan letak plesenta dimana pada plasenta previa implantasi plasena pada :
    a.       Tubafalopii
    b.      Fundus uteri
    c.       Korpus Uteri
    d.      Miometrium
    e.       Segmen bawah rahim
    4.      Tanda dari plasenta previa adalah :
    a.       Nyeri abdomen
    b.      Perdarahan segar
    c.       Keluarnya bagian janin
    d.      Perdarahan kehitaman
    e.       Perdarahan berupa gumpalan darah seperti anggur


    5.      Seorang ibu datang ke RB Rahayu G1P0A0 dengan keluhan perdarahan sejak 3 jam yang lalu, berwarna merah segar, tidak nyeri KU baik, UK  37 minggu.Diagnosa yang tepat untuk kasus tersebu adalah :
    a.       Abortus
    b.      Solusio plasenta
    c.       Partus imaturus
    d.      Plasenta previa
    e.       KET
    6.      Eiologi dari plasenta previa yaitu :
    a.       Grande multi para
    b.      Primigravida
    c.       Hamil tua
    d.      Aktifitas Berlebih
    e.       Trauma
    7.      Solusio plasenta merupakan :
    a.       Plasenta yang belum lahir setelah 15 menit
    b.      Plasenta yang implantasinya di luar kavum uteri
    c.       Plasenta yang terlepas sebelum bayi lahir
    d.      Sisa plasenta yang tertiggal yang berupa kotiledon, atau selaputnya.
    8.      Ciri-ciri solusio plasenta sedang adalah :
    a.       Terlepas 1/4 dari plasentanya
    b.      Terlepas 2/3 dari plasentanya
    c.       Terlepas 1/2 dari plasentanya
    d.      Terlepas 3/4 dari plasentanya
    e.       Terlepas hanya sedikit dari plasentanya
    9.      Pasien datang dengan KU buruk, syok, perdarahan pervaginam berwarna kehitaman, uterus tegang. Diagnosa yng tepat untuk pasien tersebut adalah :
    a.       Abortus
    b.      Solusio plasenta
    c.       Partus imaturus
    d.      Plasenta previa
    e.       KET
    10.  Salah satu etiologi terjadinya solusio plasenta adalah :
    a.       Hipertensi yang menahun
    b.      Tali pusat pendek
    c.       Multiparitas
    d.      Semua jawaban benar
    e.       Semua jawaban salah





































    KELAINAN PADA AIR KETUBAN

    A. Oligohidramnion
    1.    Pengertian
    Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari       500 ml.
    2.   Etiologi
    Penyebab pasti tidak begitu diketahui, mungkin amnion tumbuhnya kurang baik dan sekunder misalnya KPD.
    3.   Gambaran Klinis
    a.       Perut kurang membuncit
    b.      Ibu merasa  nyeri tiap pergerakan anak
    c.       Sewaktu his tersa sakit sekali
    d.      Bila terjadi pada permulaan kehamilan dapat menyebabkan fetus    papyreceous / picak seperti kertas karena tekanan – tekanan.
    e.       Bila terjadi pada kehamilan lebih lanjut menyebabkan cacat bawaan.

    B. Hidramnion
    1.    Pengertian
    Hidramnion adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban lebih dari    2000 ml.
    2.   Etiologi
    Produksi tetap biasa – konsumsi kurang sehingga terjadi hidramnion
    Produksi berlebih ( urin janin meningkat) – konsumsi biasa – terjadi hidramnion
    3.   Predisposisi
    Hamil ganda, diabetes mellitus, toksemia gravidarum, dll
    4.   Diagnosis
    a.       Ibu mengeluh sesak akibat penekanan pada diafragma
    b.      Perut tampak sangat buncit, tegang dan menonjol
    c.       Bagian janin sulit dikenali akibat banyaknya cairan
    d.      Pada foto abdomen nampak bayangan berselubung kabur
    5.   Diagnosis banding
    Gemeli, asites, kista ovarii, kehamilan beserta tumor


    6.   Prognosis
    a.       Pada janin
          kongenital anomali, prematuritas, kelainan letak
    b.      Pada ibu
          Solusio plasenta, atonia uteri, perdarahan post partum, retensio plasenta

    C. Ketuban Pecah Dini
    1.    Pengertian
    KPD atau premature rupture of the membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu.
    2.   Etiologi
              Penyebab dari PROM masih belum jelas, maka preventif tidak dapat dilakukan kecuali dalam usaha menekan infeksi.
    3.   Patogenesis
    a.       Adanya hipermortalitas rahim
    b.      Selaput ketuban terlalu tipis
    c.       Infeksi (korioamnionitis)
    d.      Multipara
    e.       Malposisi
    f.       Cerviks inkompeten


    4.   Cara menentukan KPD
    a.       Memeriksa adanya cairan berisi verniks caseosa, rambut lanugo dan baunya amis
    b.      Inspekulo
    c.       Memeriksa dengan kertas lakmus
    5.   Pengaruh KPD
    a.       Terhadap bayi
          Asfiksia, prematuritas
    b.      Terhadap ibu
          Partus lama, atonia uteri, infeksi puerperalis
    6.   Penatalaksanaan
    a.   Bila anak belum viable ( kurang dari 36 minggu )
          Istirahat tirah baring dan pemberian antibiotika
    b.   Bila anak sudah viable ( lebih dari 36 minggu )
          lakukan induksi partus dan pemberian antibiotika profilaksis










     EVALUASI

    1.      Oligohidramnion adalah:
    a)      Suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari 500 ml
    b)      Suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari 400 ml
    c)      Suatu keadaan dimana air ketuban lebih dari 500 ml
    d)     Suatu keadaan dimana air ketuban lebih dari 600 ml
    e)      Suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari 300 ml
    2.      Yang bukan merupakan gambaran klinis oligohidramnion adalah:
    a)      Perut kurang membuncit
    b)      Ibu merasa  nyeri tiap pergerakan anak
    c)      Sewaktu his tersa sakit sekali
    d)     Jumlah air ketuban lebih dari 500 ml
    e)      Bila terjadi pada permulaan kehamilan dapat menyebabkan fetus    papyreceous / picak seperti kertas karena tekanan – tekanan.
    3.      suatu keadaan dimana jumlah air ketuban lebih dari 2000 ml disebut
    a)      Oligohidramnion
    b)      Hidramnion
    c)      Poligohidramnion
    d)     okigohidramnion
    e)      Rehidramnion
    4.      Ibu Yang bukan diagnosis hidramnion adalah:
    a)      Perut kurang membuncit
    b)      Ibu mengeluh sesak akibat penekanan pada diafragma
    c)      Perut tampak sangat buncit, tegang dan menonjol
    d)     Bagian janin sulit dikenali akibat banyaknya cairan
    e)      Pada foto abdomen nampak bayangan berselubung kabur


    5.      Ibu Yang bukan Patogenesis KPD adalah
    a)      Adanya hipermortalitas rahim
    b)      Selaput ketuban terlalu tebal
    c)      Infeksi (korioamnionitis)
    d)     Multipara
    e)      Malposisi




    BAB III
    MOLA HIDATIDOSA

























    A.   Definisi
    Mola Hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh villi korialisnya mengalami perubahan hidrofik
    B.     Penyebab
    Mola hidatidosa disebabkan karena infeksi, defisiensi makanan dan genetik. Faktor resiko terdapat pada golongan ekonomi rendah dan usia dibawah 20 tahun.
    Mola hidatidosa berkembang dari trofoblas ekstraembrionik
    Mola hidatidosa terbagi menjadi 2 yaitu :
    1.      mola hidatidosa komplet ( klasik ) jika tidak ditemukan janin
    2.      mola hidatidosa inkomplet ( parsial ) jika disertai janin
    C.   Manifestasi Klinis
    Ovum dan sperma yang membentuk gelembung mola dan keluar atau dikeluarkan seperti buah anggur. Gejala dari mola hidatidosa seperti :
    1.      Amenore dan tanda-tanda kehamilan
    2.      Perdarahan pervaginam berulang, darah cenderung berwarna coklat, pada waktu berkelanjutan akan keluar gelembung mola
    3.      Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
    4.      Tidak terabanya bagian janin, dan tidak terdengar DJJ janin
    5.      Preeklamsia atau eklamsia yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu
    6.      Test kehamilan (+)
    7.      Tanda-tanda janin hidup tidak ada
    8.      USG badai salju
    D.  Penatalaksanaan
    1.      Perbaiki keadaan umum
    2.      Keluarkan jaringan mola dengan vakum kuretase
    3.      Pemeriksaan ginekologi, radiologi dan kadar beta HCG lanjutan untuk deteksi dini keganasan



















         
    EVALUASI

    1.      Mola Hidatidosa adalah
    a)      Suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari 400 ml
    b)      Suatu keadaan dimana air ketuban lebih dari 500 ml
    c)      Suatu keadaan dimana air ketuban lebih dari 600 ml
    d)     Suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari 300 ml
    e)      Kehamilan abnormal dimana hampir seluruh villi korialisnya mengalami perubahan hidrofik
    2.      Yang bukan merupakan manifestasi klinis mola hidatidosa adalah:
    a)      Amenore dan tanda-tanda kehamilan
    b)      Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
    c)      Tidak terabanya bagian janin, dan tidak terdengar DJJ janin
    d)     Preeklamsia atau eklamsia yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu
    e)      Ibu merasa  nyeri tiap pergerakan anak
    3.      Yang bukan merupakan penatalaskanaan mola hidatidosa adalah:
    a)      Perbaiki keadaan umum
    b)      Lakukan secsio sesarea
    c)      Keluarkan jaringan mola dengan vakum kuretase
    d)     Pemeriksaan ginekologi
    e)      Pemeriksaan radiologi dan kadar beta HCG lanjutan untuk deteksi dini keganasan
    4.      Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan merupakan salah satu gejala dari
    a)      Mola hidatidosa
    b)      Hidramnion
    c)      Oligomnion
    d)     Ligamnion
    e)      Mola oligomnion
    5.      Yang bukan merupakan penyebab mola hidatidosa adalah
    a.       Infeksi
    b.      defisiensi makanan
    c.       genetik
    d.      keturunan
    e.       selaput ketuban terlalu tipis
















       KEHAMILAN EKTOPIK












    A.   Pengertian
    Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana janin berkembang diluar rahim yaitu di dalam tuba fallopii, kanalis servikalis, rongga panggul maupun rongga abdomen
    B.   Etiologi
    Endosalping, endometriosis, perlekatan peritubal dengan distorsi
    C.   Patologi
    Telur di tuba bernidasi, pembentukan desidua di tuba tidak sempurna dengan mudah villi korialis menembus endosalping dan masuk ke dalam lapisan tuba dengan merusak jaringan dan pembuluh darah. Karena tuba bukan tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi janin tidak tumbuh secara utuh seperti dalam uterus. Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan 6 – 10 minggu.
    D.  Gambaran klinis
    Nyeri hebat di daerah perut bagian bawah dan sering muntah-muntah bahkan penderita jatuh pingsan, tekanan darah turun, nadi kecil dan cepat, ekstremitas pucat dan dingin.
    E.   Diagnosis banding
    Infeksi pelvis, abortus iminens, torsi kista ovarium dan appendiksitis.
    F.   Penanganan
    Bila kehamilan ektopik sudah diketahui sejak dini dan belum terjadi ruptur serta kondisi pasien stabil maka dapat diberikan obat (methotrexate). Bila sudah terjadi ruptur tuba dilakukan laparotomi untuk menghentikan perdarahan. Kemudian dilakukan Salpingostomi (membuat irisan untuk mengeluarkan kehamilan) atau Salpingektomi (pengangkatan tuba yang mengandung kehamilan).





















    EVALUASI

    1.      Yang bukan merupakan tempat terjadinya kehamilan ektopik yaitu
    a)      di dalam rahim
    b)      di dalam tuba fallopii
    c)      kanalis servikalis
    d)     rongga panggul
    e)      rongga abdomen
    2.      Bila sudah terjadi ruptur tuba pada kehamilan ektopik sebagikanya
    a)      Laparotomi
    b)      Episiotomi
    c)      Endiotomi
    d)     Eksistomi
    e)      Lapagrafi
    3.     Diagnosis banding dari kehamilan ektopik, kecuali:
    a)      Infeksi pelvis
    b)      abortus iminens
    c)      appendiktomi
    d)     torsi kista ovarium
    e)      appendiksitis
    4.     Yang bukan merupakan gambaran klinis kehamilan ektopik adalah...
    a)      Nyeri hebat di daerah perut bagian bawah
    b)      sering muntah-muntah
    c)      penderita jatuh pingsan
    d)     tekanan darah naik
    e)      nadi kecil dan cepat












                             



    LETAK SUNGSANG







    A.   Pengertian
          Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada pada fundus dan bokong dibawah.

    B.   Klasifikasi
    1        Letak bokong (frank breech)
          Letak bokong dengan kedua tungkai terangkat ke atas
    2        Letak bokong sempurna (complete breech)
          Letak bokong dimana kedua kaki ada disamping bokong
    3        Letak sungsang tidak sempurna (inpomlete breech)
                Letak sungsang dimana selain bokong bagian terendah juga kaki atau lutut terdiri dari:
    1.   Kedua kaki            : letak kaki sempurna
          Satu kaki               : letak kaki tidak sempurna
    2.   Kedua lutut           : letak lutut sempurna
                Satu lutut              : letak lutut tidak sempurna
          Posisi bokong ditentukan oleh sakrum, ada 4 posisi:
    1.   Left sacrum anterior (sakrum kiri depan)
    2.   Right sacrum anterior (sakrum kanan depan)
    3.   Left sacrum posterior (sakrum kiri belakang)
          4.   Right sacrum posterior (sakrum kanan belakang)
    C.   Etiologi
    1        Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya pada panggul sempit, hidrosefalus, anensefalus, plasenta previa, tumor-tumor pelvis.
    2        Janin mudah bergerak seperti pada hidramnion, multipara, janin kecil (prematur)
    3        Kelainan uterus seperti uterus arkuatus, bikornis mioma uteri
    4        Janin sudah lama mati
    5        Sebab-sebab yang tidak diketahui



    D.  Diagnosis
    1        Palpasi
          Kepala teraba di fundus, bagian bawah bokong dan punggung di kiri atau kanan
    2        Auskultasi
          DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat
    3        Pemeriksaan dalam
          Dapat diraba os. Sakrum, tuber ischii, kadang-kadang anus
    4        Pemeriksaan foto rontgen, bayangan kepala di fundus
    E.   Penanganan
    1        Sikap sewaktu hamil
          Karena kita tahu bahwa prognosa bagi anak tidak begitu baik, maka usahakan merubah letak janin dengan versi luar. Tujuannya adalah untuk merubah letak menjadi letak kepala. Hal ini dilakukan pada primi dengan usia kehamilan 34 minggu, multi dengan usia kehamilan 36 minggu dan tidak ada panggul sempit, gemeli atau plasenta previa.
    2        Syarat
    a.       Pembukaan kurang dari 5 cm
    b.      Ketuban masih ada
    c.       Bokong belum turun atau belum masuk PAP
    3        Teknik
    a.       Lebih dahulu bokong lepaskan dari PAP dan ibu berada dalam posisi trendelenburg
    b.      Tangan kiri letakkan di kepala dan tangan kanan di bokong
    c.       Lalu tukar tangan kiri diletakkan di bokong dan tangan kanan di kepala
    d.      Setelah berhasil pasang gurita, observasi tekanan darah, DJJ serta keluhan pasien.






    EVALUASI

    1.      Letak sungsang adalah...
    a.       Janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada pada fundus dan bokong dibawah
    b.      Janin yang letaknya memanjang (membujur) di luar rahim, kepala berada pada fundus dan bokong dibawah
    c.       Janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada di atas fundus dan bokong dibawah
    d.      Janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada pada fundus dan bokong diatas
    e.       Janin yang letaknya memanjang (membujur) di luar rahim, kepala berada pada fundus dan bokong dibawah
    2.      Yang bukan merupakan klasifikasi letak sungsang yaitu
    a.       Letak bokong
    b.      Frank breech
    c.       Letak kepala
    d.      Letak bokong dengan kedua tungkai terangkat ke atas
    e.       Letak bokong sempurna (complete breech)
    3.      Yang bukan merupakan etiologi letak sungsang yaitu
    a.       Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada,
    b.      Hidramnion
    c.       Janin mudah bergerak seperti pada hidramnion, multipara, janin kecil (prematur)
    d.      Kelainan uterus seperti uterus arkuatus, bikornis mioma uteri
    e.       Janin sudah lama mati
    4.      Posisi bokong ditentukan oleh sakrum, ada 4 posisi, kecuali...
    a.       Left sacrum anterior
    b.      Right sacrum anterior
    c.       Left sacrum posterior
    d.      Right sacrum posterior
    e.       Right sacrum anterioposteror
    5.      Teknik dalam penanganan letak sungang, kecuali...
    a.       Lebih dahulu bokong lepaskan dari PAP dan ibu berada dalam posisi trendelenburg
    b.      Tangan kiri letakkan di kepala dan tangan kanan di bokong
    c.       Tukar tangan kiri diletakkan di bokong dan tangan kanan di kepala
    d.      Tangan kiri letakkan di perut bidan dan tangan kanan di kepala pasien
    e.       Observasi tekanan darah, DJJ serta keluhan pasien.


































                                    KEHAMILAN GANDA

    A.   Klasifikasi  Kehamilan Ganda
    1        Kehamilan ganda 2 telur, kehamilan kembar dizigotik, kehamilan kembar fraternal: 2 buah sel telur dihamilkan oleh 2 buah sel mani
    2        Kehamilan kembar 1 telur, kehamilan kembar monozigotik atau kehamilan kembar identik yang terjadi dari sebuah sel mani. Sel telur yang telah dihamilkan itu, kemudian membagi diri dalam 2 bagian yang masing-masing tumbuh menjadi anak.



    B.   Diagnosa Kehamilan Ganda
    1        Anamnesa
    Pada anamnesa dapat diketahui adanya anak kembar dalam keluarga, umur dan paritas juga harus diperhatikan. Ibu merasa bahwa perutnya lebih besar dari kehamilan biasa dan mungkin pergerakan anak lebih terasa.
    2        Palpasi
    Fundus uteri lebih tinggi dari tuanya kehamilan, teraba 2 bagian besar berdampingan
    3        Auskultasi
    Terdengar bunyi jantung pada 2 tempat yang berjauhan yang sama jelasnya, apalagi kalau terdapat perbedaan frekuensi sekurang-kurangnya 10 kali/menit dihitung pada saat yang sama
    4        Foto rontgen
    Nampak dua buah kerangka anak. Foto rontgen sebaiknya dibuat pada kehamilan 28 minggu agar rangka janin nampak dengan jelas
    5        Toucher
    Teraba kepala yang sudah masuk ke dalam panggul sedangkan di atas simfisis teraba bagian besar.
    C.   Etiologi
    1        Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur, paritas
    2        Faktor-faktor obat induksi ovulasi : profertil, clomid, dan hormon gonadotropin

    3        Faktor keturunan
    4        Faktor lain yang belum diketahui

    D.  Letak pada Presentasi Janin
          Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi, yang paling sering dijumpai adalah:
    1        Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala
    2        Letak membujur, presentasi kepala bokong
    3        Keduanya presentasi bokong
    4        Letak lintang dan presentasi bokong
    5        Letak lintang dan presentasi kepala
    6        Dua-duanya letak lintang
    7        Letak dan presentasi ”69” adalah letak yang berbahaya karena dapat terjadi kunci mengunci
    E.   Pengaruh terhadap Ibu dan Janin
    1        Terhadap ibu
    a.       Kebutuhan akan zat-zat bertambah, sehingga dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat lainnya
    b.      Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah sepuluh kali lebih besar
    c.       Frekuensi preeklamsi dan eklamsi lebih sering
    d.      Karena uterus yang besar ibu mengeluh sesak nafas, sering miksi serta terdapat edema dan varises pada vulva dan tungkai
    e.       Dapat  terjadi inersia uteri, perdarahan post partum dan solusio plasenta setelah anak pertama lahir
    2        Terhadap janin
    a.       Kemungkinan terjadinya bayi prematur akan tinggi
    b.      Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta maka angka kematian bayi kedua tinggi
    c.       Sering terjadi kesalahan letak janin yang juga mempertinggi angka kematian janin
    F.   Penanganan dalam Kehamilan
    1        Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis sudah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih sering
    2        Setelah kehamilan 30 minggu koitus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari karena akan merangsang partus prematurus
    3        Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan supaya terasa lebih ringan
    4        Periksa darah lengkap, Hb dan golongan darah
























    EVALUASI

    1.      Etiologi kehamilan ganda yaitu, kecuali...
    a)      Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur, paritas
    b)      Faktor-faktor obat induksi ovulasi
    c)      Hormon gonadotropin
    d)     Faktor keturunan
    e)      Faktor uterus
    2.      Yang bukan merupakan penanganan kehamilan ganda adalah...
    a.       Perawatan prenatal yang baik
    b.      Sebaiknya dilakukan bedah sesar
    c.       Setelah kehamilan 30 minggu koitus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari karena akan merangsang partus prematurus
    d.      Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan supaya terasa lebih ringan
    e.       Periksa darah lengkap, Hb dan golongan darah
    3.      Yang bukan merupakan pengaruh kehamilan ganda terhadap ibu adalah:
    a.       Kebutuhan akan zat-zat bertambah, sehingga dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat lainnya
    b.      Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah sepuluh kali lebih besar
    c.       Kemungkinan terjadinya bayi prematur akan tinggi
    d.      Frekuensi preeklamsi dan eklamsi lebih sering
    e.       Karena uterus yang besar ibu mengeluh sesak nafas, sering miksi serta terdapat edema dan varises pada vulva dan tungkai
    4.      Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi, yang paling sering dijumpai adalah, kecuali....:
    a.       Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala
    b.      Letak membujur, presentasi kepala bokong
    c.       Letak lintang dan presentasi kepala
    d.      Dua-duanya letak lintang
    e.       Letak dan presentasi ”77”
    5.      Kehamilan ganda 2 telur disebut kehamialn kembar....
    a)      Dizigotik
    b)      Monogotik
    c)      Trigotik
    d)     Dwigotik
    e)      Ekagoti





























                                                   PRE EKLAMSI DAN EKLAMSIA                                              
     
    A. Pre eklamsi
    6.   Pengertian
    Pre eklamsi merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : Hipertensi, protein urea dan edema.
    7.    Diagnosis Pre eklamsi
    Diagnosis ditetapkan dengan dua dari trias Pre eklamsi yaitu kenaikan berat badan (edema), kenaikan tekanan darah dan terdapat protein urea


    8.   Klasifikasi Pre eklamsi
    f.       Pre eklamsi ringan
    1)      Tekanan darah sistolik 140 mmHg atau kenaikan 30 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
    2)      Tekanan darah diastolik 90 mmHg atau kenaikan 15 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
    3)      Kenaikan berat badan 1 Kg atau lebih dalam seminggu.
    4)      Protein urea 0.3 gram atau lebih dengan kualitatif plus 1-2 pada urin kateter atau uria aliran pertengahan.
    g.      Pre eklamsi berat
    1)      Tekanan darah 160/110 mmHg.
    2)      Oligouria, urin kurang dari 40 cc per 24 jam
    3)      Protein uria lebih dari 3 gram perliter.
    4)      Keluhan subjektif.
    a)      Nyeri epigastrium
    b)      Gangguan penglihatan
    c)      Nyeri kepala
    d)     Edema paru  dan sianosis
    e)      Gangguan kesadaran
    5)      Pemeriksaan
    a)      Kadar enzim hati meningkat disertai ikterus
    b)      Perdarahan pada retina
    c)      Trombosit kurang dari 100 000


    9.   Pencegahan kejadian Pre eklamsi dan Eklamsi
    a.       Diet makanan
    Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau edema
    b.      Cukup istirahat
    c.       Pengawasan antenatal
    10. Penanganan Pre eklamsi
    Penanganan Pre eklamsi bertujuan untuk menghindari kelanjutan menjadi Eklamsi
    Pada Pre eklamsi ringan penanganan simtomatis dan berobat jalan dengan memberikan :
    a.       Sedativa ringan
    1)      Phenobarbital 3 x 30 mgr
    2)      Valium 3 x 10 mgr
    b.      Obat penunjang : Vitamin B complek, Vitamin C dan Zat besi
    c.       Nasehat : mengurangi garam, istirahat yang cukup, segera memeriksakan diri bila ada keluhan
    d.      Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat
    Pada Pre eklamsi berat
    a.       Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara atau sinar
    b.      Dipasang infus Glukosa 5%
    c.       Dilakukan pemeriksaan : pemeriksaan urin, pemeriksaan kebidanan, pemasangan daur kateter, evaluasi keseimbangan cairan
    d.      Pengobatan
    B. Eklamsi
    1.    Pengertian
    Eklamsi adalah kelanjutan Pre eklamsi berat dengan tambahan gejala kejang-kejang atau koma
    2.   Diagnosis Eklamsi
    Diagnosis Eklamsi tidak terlalu sukar, karena Eklamsi merupakan kelanjutan Pre eklamsi berat dan disusul kejang
    3.   Penanganan Eklamsi
    Pengobatan Eklamsi dapat mengalami kesulitan dengan hasil yang tidak memuaskan karena itu mencegah terjadinya Eklamsi lebih penting dengan jalan :
    a.       Meningkatkan jumlah dan kualitas tempat pemeriksaan hamil
    b.      Menemukan gejala dini Pre eklamsi serta mengobatinya
    c.       Bila gagal mengobati Pre eklamsi berat kehamilan diakhiri sehingga Eklamsi dapat dicegah
    4.   Pengobatan Eklamsi
    Eklamsi merupakan gawat darurat kebidanan yang memerlukan pengobatan di rumah sakit untuk memberikan pertolongan yang adekuat.


    Konsep pengobatannya :
    a.       Menghindari terjadinya
    1)      Kejang berulang
    2)      Mengurangi koma
    3)      Meningkatkan jumlah diuresis
    b.      Perjalanan ke rumah sakit dapat diberikan :
    1)      Penenang dengan suntikan 20 mgr valium
    2)      Pasang infus D5% dan dapat ditambah valium 10-20 mgr
    c.       Disertai petugas untuk memberikan pertolongan
    1)      Menghindari gigitan lidah dengan memasang penyangga lidah
    2)      Resusitasi untuk melapangkan nafas dan memberikan O2
    3)      Menghindari terjadinya trauma tambahan
    Perawatan di rumah sakit dilaksanakan sebagai berikut
    a.       Kamar operasi
    b.      Pengobatan medis
    1)      Dosis inisial yang diberikan adalah 8 gram dalam larutan 40% secara IM, selanjutnya tiap 6 jam 4 gram
    2)      MgSO4 dapat diberikan secara IV pelan diikuti 8 gram IM dan selalu disediakan kalsium glukonas 1 gram dalam 10 ml sebagai antidotum
    Syarat pemberian MgSO4
    a)      Refleks patela masih positif
    b)      Pernafasan tidak kurang dari 16 kali permenit
    c)      Diuresis minimal 600 cc/24 jam
    c.       Lytic coctail yang terdiri dari Petidin 100 mg, Klorpromazin 100 mg dan Prometazin 50 mg dilarutkan dalam glukosa 5% 500 ml dan diberikan melalui infus
    3        Pengawasan dan pengobatan
    4        Tindakan kebidanan
























    EVALUASI

    1.      kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : Hipertensi, protein urea dan edema disebut
    a.       Preeklamsi
    b.      Kehamilan ganda
    c.       Kehamilan sungsang
    d.      Kehamilan ektopik
    e.       Prereklamsi

    2.      Keluhan subjektif pre eklamsi berat adalah, kecuali..
    a.       Nyeri epigastrium
    b.      Gangguan penglihatan
    c.       Nyeri kepala
    d.      Edema paru  dan sianosis
    e.       Gangguan kejiwaan

    3.      Yang bukan merupakan penangaanan pre eklamsi berat adalah
    a)      Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara atau sinar
    b)      Dipasang infus Glukosa 5%
    c)      Dilakukan pemeriksaan pemeriksaan urin
    d)     Pemeriksaan kebidanan, pemasangan daur kateter, evaluasi keseimbangan cairan
    e)      Ditakut takuti

    4.      Klasifikasi pre eklamsi ringan, kecuali...
    a.       Tekanan darah sistolik 140 mmHg atau kenaikan 30 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
    b.      Tekanan darah diastolik 90 mmHg atau kenaikan 15 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
    c.       Kenaikan berat badan 5 Kg atau lebih dalam seminggu.
    d.      Kenaikan berat badan 1 Kg atau lebih dalam seminggu.
    e.       Protein urea 0.3 gram atau lebih dengan kualitatif plus 1-2 pada urin kateter atau uria aliran pertengahan

    5.      Berapa kadar valium dalam pengobatan eklamsi?
    a.       10-20 mgr
    b.      30-40 mgr
    c.       50-60 mgr
    d.      70-80 mgr
    e.       90-110 mgr

















































    KELAINAN DALAM LAMANYA KEHAMILAN



    Abortus
    1.    Pengertian
    Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 22 minggu
    2.    Etiologi
    a. kelainan pertumbuhan hasil konsepsi disebabkan karena kelainan kromosom, lingkungan dalam rahim yang kurang sempurna dan pengaruh dari luar
    b.   kelainan plasenta
    c.   penyakit ibu
    d.   kelainan traktus genitalis
          misalnya retroversio uteri, miomata uteri
    3.   Patologi
    Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis yang diikuti nekrosis jaringan disekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini yang menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.
    4.   Diagnosis
    Diagnosis ditegakkan bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengalami perdarahan pervaginam setelah mengalami terlambat haid
    5.   Macam – macam Abortus
    a.       Abortus Iminens
                Abortus dimana hasil konsepsi masih di dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi serviks. Pada abortus iminens disertai sedikit mules atau tidak sama sekali. Penangannya dengan istirahat baring
    b.   Abortus Insipiens
                adalah abortus dengan adanya dilatasi serviks yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih di dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kuat, perdarahan bertambah. Penanganannya dengan keretase.

    c.   Abotus Inkompletus
                adalah abortus dimana sebagian hasil konsepsi sudah dikeluarkan dan sebagian lagi masih ada dalam uterus, pada pemeriksaan kanalis servikalis terbuka. Apabila disertai syok karena perdarahan, segera berikan NaCl fisiologis atau cairan Ringer Laktat disusul dengan transfusi. Setelah syok diatasi, dilakukan kuretase.
    d.   Abortus Kompletus
                semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan, penderita mengalami perdarahan sedikit dan ostium uteri telah menutup.
    e.   Abortus Servikalis
                kelurnya hasil konsepsi dihalangi oleh ostium uteri eksternum yang tidak membuka. Terapi terdiri atas dilatasi serviks dengan busi Hegar dan kerokan untuk mengeluarkan hasil konsepsi
    f.    Missed Abortion
                kematian janin sebelum usia kehamilan 20 minggu, tetapi janin tersebut tidak dikeluarkan selama 8 minggu.
                Jika usia kehamilan < 12 minggu, dilakukan pembukaan serviks dengan memasukkan laminaria selama 12 jam ke dalam kanalis servikalis yang kemudian dapat diperbesar dengan busi Hegar. Sedangkan jika usia kehamilan > 12 minggu pengeluaran hasil konsepsi dengan infus oksitosin drip dalam glukosa 5%.


    g.   Abortus Habitualis
                adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih secara berturut-turut.

    Persalinan Preterm
    1.    Pengertian
    Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada umur kehamilan < 37 minggu
    2.   Etiologi
    Etiologi persalinan preterm sering kali tidak diketahui. Ada beberapa kondisi medik yang mendorong untuk dilakukan tindakan sehingga terjadi persalinan preterm antara lain :
    a.       Hipertensi
    Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung mengakhiri kehamilan
    b.      Perkembangan janin terhambat
    Salah satu penyebabnya yaitu kurangnya pemasokan oksigen dan makanan. Hal ini mendorong untuk terminasi kehamilan
    c.       Solusio plasenta
    Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan preterm, meskipun sebagian besar (65%) terjadi pada aterm.

    d.      Diabetes
    Pada diabetes yang tidak terkendali maka dapat dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan
    3.   Pencegahan Kehamilan Preterm
    a.       Pendidikan masyarakat melalui media yang ada tentang bahaya dan kerugian kelahiran preterm
    b.      Menggunakan kesempatan pemeriksaan kehamilan dan memperoleh ANC dengan baik
    c.       Mengusahakan makan makanan lebih baik selama kehamilan untuk menghindarkan kekurangan gizi dan anemia
    d.      Menghindarkan kerja berat selama hamil

    Kehamilan Lewat Waktu
    1.    Pengertian
    Kehamilan yang umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap disebut sebagai post term atau kehamilan lewat waktu.
    2.   Etiologi
    Tidak timbulnya his karena beberapa faktor yaitu : kerentanan akan stres, kurangnya air ketuban dan insufisiensi plasenta.
    3.   Diagnosis
    Tanda post term dapat dibagi dalam 3 stadium
    a.      Stadium I
    Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas

    b.      Stadium II
    Gejala diatas disertai pewarnaan meconeum (kehijauan) pada kulit
    c.      Stadium III
    Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat














     


















    EVALUASI

    1)      Abortus adalah
    a)      Pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 22 minggu
    b)      Pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 25 minggu
    c)      Pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 30 minggu
    d)     Pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 35 minggu
    e)      Pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 40 minggu

    2)      Pencegahan Kehamilan Preterm, kecuali
    a.       Pendidikan masyarakat melalui media yang ada tentang bahaya dan kerugian kelahiran preterm
    b.      Menggunakan kesempatan pemeriksaan kehamilan dan memperoleh ANC dengan baik
    c.       Mengusahakan makan makanan lebih baik selama kehamilan untuk menghindarkan kekurangan gizi dan anemia
    d.      Menghindarkan kerja berat selama hamil
    e.       Menghindarkan kerja paksa

    3)      Yang bukan merupakan etiologi persalinan preterm adalah
    a.       Hipertensi
    b.      Perkembangan janin terhambat
    c.       Solusio plasenta
    d.      Diabetes
    e.       Diabetes melitus

    4)      Macam – macam Abortus, kecuali
    a)      Abortus Iminens
    b)      Abortus Minitus
    c)      Abotus Inkompletus
    d)     Abortus Kompletu
    e)      Abortus Servikalis

    5.      Abortus dimana sebagian hasil konsepsi sudah dikeluarkan dan sebagian lagi masih ada dalam uterus, pada pemeriksaan kanalis servikalis terbuka disebut abortus..
    a.       Abortus Iminens
    b.      Abortus Minitus
    c.       Abotus Inkompletus
    d.      Abortus Kompletu
    e.       Abortus Servikalis













    INFEKSI DALAM KEHAMILAN















    Kalau penyakit infeksi timbul pada seseorang wanita yang hamil maka kita harus mempersoalkan dua pertanyaan :
    1. Apakah kehamilan mempengaruhi jalannya penyakit infeksi tersebut, apakah penyakit infeksi misalnya lebih berbahaya pada orang hamil
    2. Apakah penyakit infeksi tersebut mempengaruhi kehamilan, misalnya menimbulkan abortus, partus prematurus, atau mempengaruhi bayi atau jalannya persalinan.

    1. PENYAKIT INFEKSI AKUT
    Penyakit infeksi Akut dapat menimbulkan gugurnya kehamilan hingga terjadi abortus, partus imaturus atau partus prematurus. Sebabnya ialah karena janin mati oleh suhu tinggi, oleh toksin – toksin atau kuman sendiri yang menyerbu kedalam badan janin dan kadang – kadang karena perdarahan dalam desi dua seperti pada thypus dan kolera.
    Rubella ditakuti pada wanita hamil karena dapat menimbulkan cacat bawaan, dan diduga bahwa penyakit virus lainnya mungkin menimbulkan cacat bawaan, tetapi sampai sekarang hanya rubella virus, cytomegalo  virus dan herpes virus hominis terbukti teratogenik.
    Pada umumnya penyakit infeksi yang akut lebih berat pada orang hamil apalagi kalau persalinan terjadi. Dengan  terjadinya persalinan yang meminta banyak tenaga dan juga karena kehilangan darah maka daya tahan ibu berkurang. Karena itu maka disamping pengobatan penyakit infeksinya diusahakan supaya persalinan tertunda dengan istirahat rebah dan progesterone.
    Cacar
    Angka kematian pada wanita yang hamil lebih tinggi. Biasanya terjadi abortus  atau partus prematurus
    Infeksi anak intra uteri mungkin terjadi hingga anak lahir dengan cacar atau bekas – bekasnya. Vaksinasi wanita hamil diperbolehkan karena tidak mempengaruyhi ibu ataupun anak.

    Campak ( morbili )
    Dapat menimbulakan partus prematurus. Infeksi intra uteri mungin terjadi
    Chorela
    Angka kematian pada wanita hamil tinggi, dan menimbulkan abortus atau partus prematurus.
    Thypus
    Menyebabkan abortus atau partus prematurus. Kadang – kadang timbul dalam nifas tidak ada larangan terhadap vaksinasi wanita hamil.
    Pneumonia
    Menimbulkan abortus atau partus prematurus, Kalau terjadi persalinan maka biasanya penyakit bertambah berat.
    Influenza
    Prognosa baik kalau tidak ada penyulit, tetapi apabila disertai pneumonia atau pleuritis prognosa bagi ibu dan anak menjadi kurang baik. Kalau demam berlangsung lebih lama dari empat hari maka penyulit ini harus selalu diwaspadai
    Rubella
    Disebabkan oleh virus. Di Indonesia penyakit ini belum di temukan. Penyakit ini menimbulkan exanthema. Kalau timbul pada wanita dalam trimester I dari kehamilannya maka 50 % dari anak akan lahir dengan cacat bawaan seperti katarak, kelainan jantung, kelainan telinga dalam yang menyebabkan tuli atau microcephali. Makin muda kehamilannya waktu ibu diserang penyakit ini, maka makin  besar kemungkinan anak menderita cacat bawaan.
    Pilek biasa
    Wanita hamil lebih mudah terkena pilek. Keadaan ini dapat menimbulkan infeksi puerperalis dengan streptococcus haemoliticus. Infeksi dari jalan pernafasan bagian atas juga merupakan kontra indikasi untuk narkose umum, Maka ibu yang hamil harus menjauhkan diri dari orang – orang yang pilek.
    Erysipelas
    Disebabkan oleh streptococcus hemolitikus. Penyakit ini berbahaya pada wanita hamil karena dapat menyebabkan sepsis dalam nifas. Pasien dengan erysipelas harus diasingkan dan diobati dengan penicillin.
    Ghonorhoea
    Sarangnya pada wanita ialah pada uretra, servik dan kelenjar bartholini.
    Gejalanya ialah  :
    ·         Kencing sakit, air kencing bernanah.
    ·         Flour albus bernanah yang kadang – kadang luar biasa banyaknya sehingga menimbulkan  condiloma acuminate.
    Ghonorhoea tidak mempengaruhi kehamilan, baru pada persalinan dan nifas dapat minimbulkan penyulit sebagai berikut :
    Biasanya gonococcus tidak dapat menjalar keatas, karena terhalang oleh lender kental dalam servic. Pada persalinan lendir ini lenyap dan ostium terbuka hingga gonococcus ada kesempatan untuk menjalar keatas berturut – turut menyebabkan endometritis dan salphingitis. Salphingitis dapat menimbulakan kemandulan hingga ibu dengan ghonorhea sering kali hanya beranak seorang. Dapat juga menjadi sebab kehamilan ektopik. Anak yang lahir melalui jalan lahir dapat terinfeksi gonococcus kedalam matanya dan menderita konjungtivitis ghonorhoica.
    Diagnosa dibuat dengan pemeriksaan getah uretra dan vulva. Pengobatannya dengan suntikan 1.000.000 S depot penicillin sehari selama 6-7 hari. Kalau ada resistensi terhadap penicillin dapat diberi chlorampenicol 1gr. IV atau IM sehari selama 3 hari atau terramicin 4 x 250 mg sehari selama 5 hari. Penjagaan anak terhadap konjungtivitis ghonorhoica ialah dengan provilakscrede atau penetesan larutan penicillin kedalam mata anak.
    Malaria
    Malaria dapat menyebabkan abortus dan partus prematurus. Pada pasien dengan malaria chronica, penyakit dapat kumat dalam kehamilan dan nifas infeksi anan melalui plasenta bias dimungkinkan.
    Tidak ada pantangan terhadap pemberian kinine kalau obat malaria lain tidak ada ( Chloroquin dan lain – lain )


    1.  PENYAKIT INFEKSI YANG MENAHUN
    Tb Paru
    Tb Paru tidak mempengaruhi keadaan hamil. Dulu dilakukan abortus terapeuticus atas indikasi TB Paru, tetapi ternyata bahwa angka kematian lebih tinggi dibandingkan dengan therapy konserpatif. Karena itu TB Paru tidak lagi merupakan indikasi untuk abortus terapeuticus. Wanita hamil dengan TB paru sebaiknya di opname 3 bulan sebelum dan 3 bulan sesudah persalinan.
    Prinsip-prinsip pengobatan pada umumnya adalah
    ·         Istirahat
    ·         Pola makan terjaga baik
    ·         Udara yang bersih
    ·         Obat-obat anti TB seperti streptomycin, INH, PAS
    ·         Infeksi anak intra uteri dengan kuman TB mungkin terjadi tetapi jarang di temukan
    Pimpinan Persalinan : segera kepala anak sampai didasar panggul di bantu dengan ekstaksi forcep supaya ibu tidak usah mengejan.
    Pada TB yang aktif anak harus dipisahkan dari ibunya. Anak tidak disusukan pada ibunya walaupun proses tidak aktif lagi. Anak harus diberi BCG, yang baru memberikan perlindungan setelah 6-8 minggu, maka selama ini anak harus di asingkan.


    Syphilis
    Kehamilan tidak mempengaruhi jalannya syphilis. Sebaliknya pengaruh syphilis terhadap kehamilan sangat besar karena menyebabkan partus imaturus, partus prematurus, IUFD, atau anak lahir dengan luescongenital. Syphilis masih merupakan sebab yang penting dari kematian anak.
    Infeksi dari janin dengan spirochaeta pallida dini terjadi pada bulan ke 5 kehamilan. Kalau infeksi terjadi pendek sebelum persalinan tidak lebih lama dari enam minggu maka anak lahir sehat. Tapi sebaliknya makin jauh infeksi ibu terjadi makin baik prognose bagi anak. Plasenta pada lues sering lebih besar dari biasa dan banyak infarktnya.
    Diagnosa :
    ·         Kalau dalam anamnesa terdapat partus immaturus,partus prematurus, atau IUFD maka sifilis harus dipertimbangkan.
    ·         Reaksi serologis yang positif, tapi kita harus ingat bahwa framboesia juga menyebabkan reaksi serologis yang positif.
    ·         Adanya gejala – gejala lues pada ibu terjadi seperti affect primer atau condiloma talata.
    Tanda lues ialah :
    -          Hati dan limpa membesar
    -          Osteochonhondritis luetica
    -          Pemphibus luetica ialah gelembung – gelembung berisi cairan pada kulit, juga pada kulit telapak kaki dan tangan
    -          Rhinitis haemorrhagica; dari hidung anak keluar lendir berdarah
    -          Anaemi
    Kadang – kadang anak sehat tapi gejala – gejala lues timbul setelah beberapa minggu atau bulan. Kita juga mengenal lues congenital tarda dengan Trias Hutchinson. Karena kebanyakan pasien tidak memperlihatkan gejala – gejala maka pemeriksaan serologis (Kahn, meinicke, W.R. V.D.R.L.) secara rutin pada wanita hamil sangatlah penting.
    Therapi:
    Biasanya diberikan penicillin procain dalam minyak sebanyak 4,8 – 6juta satuan.
    Cara pemberian :
    4,8 juta satuan : I 8 x 2 cc ( 600 ribu S) tiap 2 hari
                                         II 6 cc – 6cc – 4cc dengan antara 3 hari.
    6 juta satuan :     I 10 x 2cc tiap 2 hari
                                          II 8 cc – 4cc – 4cc - 4cc tiap 3 hari
    Jadi dosis seluruhnya diberikan dalam 1 -3 minggu. Kalau perlu kuur dapat diulangi lagi. Setelah anak lahir, reaksi serologisnya diperiksa. Kalau reaksi serologis positip bellum tentu anak menderita syphilis.
    Tanda – tanda bahwa anak menderita syphilis ialah :
    -          Titer WR dalam darah anak lebih tinggi dari pada dalam darah ibu.
    -          Titer yang naik dalam  bulan – bulan pertama dari kehidupan.
    -          Reaksi positif setelah tiga bulan
    -          Adanya tanda – tanda asteochondritis atau periostitis pada gambar roentgen
    -          Adanya spirochaeta pallida dalam preparat yang dibuat dari kelainan untuk anak.

    Therapi untuk bayi:
    Anak diberi 600 ribu S penicillin G per kilogram berat badan. Untuk menghindarkan reaksi Herxheimer, penicillin ini diberikan dengan dosis yang mula – mula rendah dan setiap hari meninggi.

    Lhymphogranuloma inguinale :
    Penyakit ini disebabkan oleh virus dan termasuk penyakit kelamin. Dapat menimbulkan pengisutan jaringan misalnya pada rectum hingga terjadi strictur. Juga vagina kadang – kadang menyempit sedemikian hingga persalinan harus diselesaikan dengan sectio caesarea. Pengobatannya ialah dengans aureomycin.

     

















    EVALUASI
    1)      Prinsip-prinsip pengobatan pada malaria adalah, kecuali…
    a.       Istirahat
    b.      Pola makan terjaga baik
    b.      Udara yang bersih
    c.       Obat-obat anti TB seperti streptomycin, INH, PAS
    d.      Imunisasi

    2)      Yang bukan merupakan tanda lues ialah :
    a)      Hati dan limpa membesar
    b)      Osteochonhondritis luetica
    c)      Osteosarkoma
    d)     Rhinitis haemorrhagica; dari hidung anak keluar lendir berdarah
    e)      Anaemi

    3)      Tanda – tanda bahwa anak menderita syphilis ialah, kecuali
    a.       Titer WR dalam darah anak lebih tinggi dari pada dalam darah ibu.
    b.      Titer yang naik dalam  bulan – bulan pertama dari kehidupan.
    c.       Reaksi negatif setelah tiga bulan
    d.      Adanya tanda – tanda asteochondritis atau periostitis pada gambar roentgen
    e.       Adanya spirochaeta pallida dalam preparat yang dibuat dari kelainan untuk anak.

    4)      Penyakit yang menimbulkan abortus atau partus prematurus, Kalau terjadi persalinan maka biasanya penyakit bertambah berat adalah penyakit
    (a)    Tifus
    (b)   Kolera
    (c)    Cacar
    (d)   Erisipelas
    (e)    Pneumonia

    5)      Disebabkan oleh streptococcus hemolitikus adalah
    (a)    Tifus
    (b)   Kolera
    (c)    Cacar
    (d)   Erisipelas
    (e)    Pneumonia


























    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar